Informasi ini disampaikan Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia Syed Saddiq Syed Abdul Rahman dalam sebuah postingan video yang diunggahnya di akun Twitter pribadinya @SyedSaddiq.
Menyusul peluncurannya yang sukses di Singapura, Vietnam dan Thailand (gagal masuk Filipina), GoJek memang mempertimbangkan untuk masuk ke Malaysia sejak Januari 2019.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menteri Pengembangan Entrepreneur Malaysia Mohd Redzuan Yusof mengatakan, Kementerian Pemuda dan Olahraga dan Kementerian Transportasi akan bertanggung jawab mengidentifikasi hukum yang akan diubah atau dibuat sebagai landasan izin operasional GoJek.
Aturan-aturan ini nantinya akan mengatur di mana dan bagaimana aplikasi GoJek dapat beroperasi, termasuk mencegah terjadinya monopoli pasar oleh satu perusahaan. Kementerian terkait kemudian akan membahas undang-undang ini di parlemen.
"Kami ingin memastikan apa pun yang kami terapkan untuk mengembangkan ekonomi bagi kaum muda kami, itu tidak melanggar hukum," kata Mohd Redzuan Yusof seperti dikutip dari Business Insider, Jumat (23/8/2019).
Sumber lain yang dikutip dari New Straits Times menyebutkan, Mohd Redzuan juga memprediksi operasional GoJek kemungkinan akan dimulai dalam waktu dua bulan setelah persetujuan Kabinet.
Dia menjelaskan bahwa Malaysia sudah memiliki sejumlah aturan yang mencakup geofencing untuk memantau operasional aplikasi semacam GoJek. Geofencing memastikan pengemudi tidak berkendara di jalan tol yang bisa membahayakan.
Lampu hijau yang diberikan untuk GoJek dalam pertemuan Kabinet Malaysia ini datang hanya dua hari setelah Menteri Pemuda dan Olahraga Syed Saddiq Syed Abdul Rahman mengatur pertemuan antara pendiri dan CEO GoJek Nadiem Makarim dan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad.
Pada Senin (19/8/2019), Syed Saddiq melalui postingannya di Twitter menyebutkan bahwa perkenalan GoJek di Malaysia akan membantu para pengemudi motor mendapatkan penghasilan, menciptakan ribuan peluang bagi pemilik bisnis kecil dan menengah serta menciptakan opsi transportasi berbiaya murah. Berbagai respons menanggapi kabar ini, antara lain menyoroti mengenai keamanan di jalan.
Di sisi lain, berita ini ditanggapi negatif oleh pendiri Big Blue Taxi Services Shamsubahrin Ismail yang mengatakan akan menggelar protes jika Pemerintah Malaysia memberikan persetujuan untuk operasional GoJek.
Free Malaysia Today melaporkan, Shamsubahrin Ismail mengatakan bahwa menjadi driver layanan ride sharing bukanlah karier yang baik bagi anak-anak muda. Menurutnya, anak-anak muda pantas mendapatkan peluang yang lebih baik.
Sementara itu, sejumlah netizen lainnya juga bereaksi dengan memposting pernyataan yang mengatakan Pemerintah Malaysia semestinya fokus pada penciptaan lapangan pekerjaan dengan bayaran yang tinggi.
Sebagian netizen lainnya mengingatkan kembali bahwa Malaysia sebelumnya pernah melarang operasional startup ride sharing lokal bernama Dego Ride, sehingga mempertanyakan mengapa kini GoJek diberi lampu hijau.
(rns/rns)