"Pemerintah terus membangun infrastruktur telekomunikasi. Insyaallah Palapa Ring konstruksinya selesai bulan ini," jelas Rudiantara kepada wartawan di UGM, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Rabu (14/8/2019).
Setelah pembangunan konstruksi selesai, lanjut Rudiantara, masih dibutuhkan waktu untuk stabilisasi Palapa Ring atau yang kadang disebut tol langit ini. Setelahnya baru infrastruktur tulang punggung internet kecepatan tinggi ini bisa dikomersialkan pada September 2019.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Apa Kabar 'Tol Langit' Palapa Ring? |
"Nanti perlu stabilisasi katakanlah sebulan. Jadi secara komersil sudah bisa beroperasi akhir September. Itu Palapa Ring, jadi tidak ada lagi kabupaten/kota yang tidak terhubung dengan jaringan tulang punggung (internet)," tuturnya.
Rudiantara mengakui pembangunan infrastruktur Palapa Ring Timur khususnya di Papua tidak berjalan dengan mudah. Hal itu lantaran 28 lokasi pembangunan tower jauh dari jalan raya dan satu-satunya akses ke lokasi hanya bisa ditempuh lewat jalur udara.
"Mengapa lama? Karena ada 52 lokasi yang harus dibangun tower. Dari 52 lokasi, 28 lokasi itu di ketinggian 2.500, 3.000, 3.500 meter yang tidak ada jalan setapakpun," ungkapnya.
"Jadi untuk pembangunan tower kan harus ngaduk semen, airnya pun dibawa pakai galon oleh helikopter, semuanya pakai helikopter, jadi lama. Lama membangun Indonesia sentris, tetapi itu yang harus dilakukan," tutupnya.
(ush/fyk)