Bank investasi Jepang, Mizuho Securities, misalnya memprediksi bahwa wujud iPhone 11 tak beda dari generasi sebelumnya. Desain, notch sampai materialnya sama, kecuali formasi kamera belakang yang persegi.
Mizuho juga meramalkan bahwa spesifikasinya tak akan jauh lebih baik. Resolusi layar sama, ada perubahan kecil di prosesor, serta tidak ada dukungan untuk 5G.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nah, upgrade lebih besar direncanakan menyasar iPhone 2020 atau kadang disebut iPhone 12. Belum lama ini analis di J.P. Morgan memprediksi iPhone 2020 ada empat model, tiga di antaranya mengusung layar OLED masing-masing berukuran 5,4 inch, 6,1 inch, dan 6,7 inch. Ketiganya dilengkapi 5G.
Ada lagi bocoran yang paling baru. Dikutip detikINET dari GSM Arena, Ming Chi Kuo, analis Apple yang biasanya akurat prediksinya, menyebut bahwa iPhone untuk edisi tahun 2021 atau iPhone 13 bakal memiliki dua jenis metode pengamanan biometrik.
Sistem FaceID masih tetap ada, tapi TouchID akan dipercanggih menjadi sistem sidik jari yang tertanam di layar.
Diduga memakai teknologi ultrasonik milik Qualcomm, sidik jari di iPhone 12 tidak terbatas hanya bisa dipakai di sudut layar tertentu namun akan aktif di sekujur layar. Jika benar, maka hal ini merupakan terobosan dari pemindai sidik jari bawah layar yang sudah ada.
Walau demikian, waktu 2 tahun memang tidak sebentar. "Apple memang tidak selalu jadi yang pertama mengimplementasikan sebuah fitur dan menunggu sampai teknologinya matang sehingga bisa menawarkan user experience lebih baik," tulis GSM Arena.
"Pemindai sidik jari bawah layar baru belakangan mulai terasa sama dengan yang konvesional, sehingga logis Apple baru memakainya di masa depan. Tapi jika laporan ini benar dan kita harus menanti sampai 2021, mungkin terlampau lama," tambah mereka.
(fyk/rns)