detikINET coba memantau di Twitter. Banyak netizen yang kecele melihat embun atau mendung. Ternyata setelah dicek kembali rupanya kabut polusi yang dilihat.
Beberapa dari netizen pun memperlihatkan foto kondisi udara Jakarta yang diselimuti kabut polusi. Selain itu mereka menuliskan kekhawatirannya akan kualitas udara di ibukota yang makin tak sehat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir AirVisual di situsnya, Senin (29/7/2019) pukul 06.10 WIB, Air Quality Index (AQI) Jakarta berada di angka 188. Artinya kualitas udara di Jakarta tidak sehat. Ranking polusi ini tidak tetap dan dapat berubah sewaktu-waktu.
AQI merupakan indeks yang menggambarkan tingkat keparahan kualitas udara di suatu daerah. AQI dihitung berdasarkan enam jenis polutan utama, seperti PM 2,5, PM 10, karbon monoksida, asam belerang, nitrogen dioksida, dan ozon permukaan tanah.
Rentang nilai dari AQI adalah 0 sampai 500. Makin tinggi nilainya menunjukkan Makin tinggi tingkat polusi udara di wilayah tersebut. Skor 0-5 berarti kualitas udara bagus, 51-100 berarti moderat, 101-150 tidak sehat bagi orang yang sensitif, 151-200 tidak sehat, 201-203 sangat tidak sehat, dan 301-500 ke atas berarti berbahaya.
AQI 188 di DKI Jakarta berarti kualitas udara di Ibu Kota tidak sehat (unhealthy). AirVisual merekomendasikan agar kelompok sensitif mengurangi aktivitas di luar ruangan. Setiap orang perlu mengenakan masker polusi. Ventilasi tidak dianjurkan. Pemurni udara perlu dinyalakan bila udara dalam ruangan tidak sehat
Setelah Jakarta global, Tashkent (Uzbekistan) menempati menempati posisi kedua kota berpolusi pagi ini dengan AQI 173.
Lalu diikuti Dubai (United Arab Emirates), Tehran (Iran), dan Johannesburg (South Africa).
Terkait polusi udara di Jakarta ini, bagaimana pendapat kamu detikers?
(afr/afr)