Untuk itu, dia menghabiskan USD 35 juta atau lebih dari Rp 489 miliar. Memang bukan harga yang murah, namun Laliberte mengatakan setiap sen yang digelontorkan sangatlah sebanding dengan pengalaman yang ia rasakan.
"Apa yang telah aku jalani di sini adalah perjalanan yang luar biasa sejauh ini," kata Laliberte dalam konferensi pers kala itu, seperti ditulis Space.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di masa sekarang, beberapa perusahaan berlomba segera membawa turis ke antariksa. SpaceX milik Elon Musk merencanakan perjalanan ke Bulan untuk seorang miliuner asal Jepang, Yusaku Maezawa, dengan total biaya yang tidak diungkap.
Sejauh ini, biaya untuk jadi 'turis' di luar angkasa memang masih sangat tinggi. Paling murah baru saja dipromosikan oleh Virgin Galactic.
Perusahaan yang didirikan oleh Richard Branson ini berencana untuk menawarkan penerbangan 90 menit ke atas atmosfer dengan kisaran harga sekitar USD 200-USD 250 ribu atau kurang lebih Rp 2,8 miliar hingga Rp 3,4 miliar. Hmm kisaran harga rumah ya, detikers.
Tapi kabar baiknya, dikutip detikINET dari CNN, beberapa analis percaya bahwa perjalanan menuju luar Bumi lambat naun akan menjadi wisata yang jauh lebih murah.
"Price point-nya tinggi, tapi itu sama saja seperti pengadopsi awal lainnya, itu (biaya perjalanan ke luar angkasa --red) akan turun," ujar Ann Kim, Managing Director of Frontier Tech di Silicon Valley Bank.
Baru-baru ini pada bulan Februari, Elon Musk juga optimis biaya untuk pindah ke Mars akan mengalami penurunan harga. Melalui akun Twitter, Elon Musk membalas pertanyaan mengenai biaya perjalanan menuju Bulan atau Mars.
"Sangat tergantung pada volume, tetapi saya yakin pindah ke Mars (tiket pulang gratis) suatu hari nanti biayanya kurang dari USD 500 ribu (kurang lebih Rp 6,9 miliar) & bahkan mungkin di bawah USD 100 ribu (sekitar Rp 1,3 miliar)," tulisnya.
"Cukup murah jadi kebanyakan orang berekonomi maju dapat menjual rumah mereka di Bumi & pindah ke Mars jika mereka mau," tutup Elon.
(ask/fyk)