Terus Rugi Besar, Kapan Uber Raih Keuntungan?
Hide Ads

Terus Rugi Besar, Kapan Uber Raih Keuntungan?

Fino Yurio Kristo - detikInet
Selasa, 09 Jul 2019 18:38 WIB
Mobil otonom Uber. Foto: Volvo
Jakarta - Pionir transportasi online, Uber, sampai saat ini masih terus menelan kerugian. Lantas, kapan kira-kira perusahaan yang baru melantai di bursa saham ini dapat memetik keuntungan?

Thuan Pham selaku Chief Executive Uber menyatakan dibutuhkan beberapa tahun lagi bagi Uber sebelum menghasilkan profit. Apalagi situasi industri saat ini menurutnya sangat kompetitif.

"Kami menghadapi kompetitor lokal di mana-mana yang mencoba berekspansi secara agresif untuk menumbuhkan bisnisnya dan kami harus melawannya," sebut Pham.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT




Uber tanding melawan kompetitor Ola asal India ataupun Didi Chuxing di sekitar 700 kota. Untuk meraih posisi puncak, mereka harus sering menggelar diskon.

Pada 3 bulan pertama tahun ini, Uber membukukan kerugian lebih dari USD 1 miliar. Mereka diprediksi masih akan merugi miliaran dolar tahun depan.

Pham melanjutkan bahwa Uber tidak akan menghasilkan margin profit yang besar. "Model kami seperti Amazon, di mana kami meraih banyak transaksi dan mungki menghasilkan sedikit uang di tiap transaksi," paparnya.

Pasca IPO, Uber terus mendapat tekanan karena sejarah kerugiannya dan pertumbuhan yang melambat. Mereka saat ini sedang mempersiapkan taksi otonom sebagaii sumber pertumbuhan baru.




"Saat teknologi itu bekerja, itulah ketika harga akan turun secara signifikan dan pasar akan berekspansi jauh lebih cepat," tandas Pham.

Selain faktor teknologi, regulasi juga menghambat perkembangan kendaraan otonom. Karena itulah, Pham berharap investor Uber lebih bersabar.

"Jika orang berinvestasi ke Uber, mereka harus berpikir jangka panjang. Kita tak berada di bisnis ini untuk profit tahun depan, kami berpikir untuk mengubah lanskap transportasi. Dibutuhkan tahunan atau mungkin dekade untuk merealisasikan secara penuh," pungkasnya. (fyk/krs)