Hoax Lama Bersemi Kembali: Pakai WhatsApp Harus Bayar
Hide Ads

Hoax Lama Bersemi Kembali: Pakai WhatsApp Harus Bayar

Kris Fathoni W - detikInet
Jumat, 05 Jul 2019 11:18 WIB
Di India, kembali muncul hoax lama bahwa pakai WhatsApp harus bayar. (Foto: Photo by Rachit Tank on Unsplash)
Jakarta - Peristiwa error teranyar pada layanannya bikin WhatsApp jadi korban hoax "gaya lama", seputar pengguna pesan instan itu takkan lagi bisa menggunakannya secara gratis alias harus bayar.

Kembali berseminya hoax tersebut secara spesifik memanfaatkan insiden baru-baru ini ketika layanan WhatsApp terganggu sehingga pengguna kesulitan mengirim dan menerima konten berupa gambar maupun video.




SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nah, seperti diwartakan IndianExpress, hoax lama ini bersemi kembali di India lewat bergulirnya broadcast kepada para pengguna WhatsApp bahwa layanan pesan instan itu akan kena banned selama sepekan. Selain menyebut-nyebut satelit, pesan hoax ini pun berusaha dikesankan resmi karena ditutup dengan ucapan "Terima Kasih -- Google".

Yang jeli tentu saja akan merasa aneh karena WhatsApp dimiliki oleh Facebook sehingga janggal jika nasib mereka diputuskan oleh Google. Ada pula salah ketik sana-sini dalam pesan broadcast hoax tersebut.

Selain itu, ada pula pesan broadcast yang menyebut WhatsApp akan dimatikan dari jelang tengah malam sampai dengan pukul 6 pagi di India. Bahkan Perdana Menteri India Narendra Modi pun ikut disebut-sebut.




Ujung-ujungnya, pesan broadcast hoax itu juga menyebut bahwa sejumlah akun WhatsApp akan ditutup dan bahkan berbayar dalam waktu dekat. Hoax ini pun minta pengguna menyebar sebanyak-banyaknya pesan broadcast tersebut agar tetap bisa menggunakan WhatsApp.

Bukan kali ini saja hoax macam itu beredar. Faktanya, WhatsApp masih merupakan layanan pesan instan gratis dan sejauh ini Facebook belum memperlihatkan niatan membuatnya jadi berbayar. Untuk monetisasi, Facebook baru mau menyisipkan iklan di bagian status WhatsApp.

Namun, dalam beberapa waktu terakhir WhatsApp memang terbilang sering mengalami gangguan -- bersama Instagram dan Facebook. Ini bagaikan menjadi celah sehingga hoax dan misinformasi gaya lama pun jadi bersemi kembali dengan maraknya.







(krs/jsn)