Lensa ini adalah lensa yang mencakupi sensor full frame DSLR, dan tentunya bisa dipakai juga di sensor APS-C. Saat dipasang di kamera bersensor APS-C, jarak fokalnya terkesan lebih tele lagi, yaitu sekitar 52-240mm. Fleksibel bukan?
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tamron sepertinya telah belajar bahwa sebagian besar penghobi fotografi jaman now sukanya gear yang ringkas dan kecil, tapi kualitasnya bagus, buktinya Tamron FE 28-75mm f/2.8 untuk Sony laris manis.
Di jaman kamera film, lensa zoom yang mulai dari 35mm ke jarak fokal telefoto cukup banyak. Tamron sendiri pernah membuat 35-105mm f/2.8. Tapi saat ini memang tidak umum dan kamera DSLR mulai ditinggalkan penghobi fotografi sejak 4-5 tahun yang lalu.
Jika dibawa bersama dengan lensa ultra wide Tamron yang duluan beredar, Tamron 17-28mm f/2.8-4 OSD VC menarik sekali untuk fotografi travel karena mencakupi jarak fokal 17-150mm. Berat totalnya bisa berkurang banyak daripada hanya membawa tiga lensa zoom trinity : 16-35mm, 24-70mm dan 70-200mm, dan lebih fleksibel daripada cuma bawa lensa zoom seperti 24-105mm saja.
Lensa baru ini sayangnya punya variable aperture, artinya bukaan maksimumnya berubah dari 2.8 di 35mm ke f/4 di 150mm. Meski demikian, ini saya rasa kompromi yang bagus karena jika bukaan maksimumnya f/2.8 lensanya akan besar dan tentunya harganya sangat tinggi.
Bukaan terbesar di berbagai jarak fokal:
- 35mm f/2.8
- 50mm f3.2
- 85mm f/3.5
- 100mm f/3.8
- 150mm f/4
Dari pengalaman saya mencoba lensa ini dengan kamera DSLR Nikon D600 (24MP, Full frame), performa lensa ini dalam merekam detail bagus, kontras agak rendah, latar belakang yang tidak fokus (bokeh) sangat mulus dan enak dilihat meskipun lensa ini bukaannya bukan f satu koma.
![]() |
Untuk kinerja autofokusnya, motor OSD Tamron ini senyap dan mulus, lumayan cepat tapi bukan level profesional. Kurang lebih motor fokusnya seperti lensa Tamron 70-200mm f/4 yang sempat kami review sebelumnya. Kinerjanya cukup bagus dan tidak berisik di kamera Nikon, di kamera Canon saya pikir akan jauh lebih bagus karena sistem Dual Pixel AF.
Di kondisi cahaya backlit sistem autofokus kamera Nikon D600 dan lensa ini kadang kesulitan untuk mengunci fokus (hunting).
![]() |
![]() |
Lensa ini dilengkapi dengan VC (Vibration Compensation), stabilizer yang diklaim mampu menstabilkan sampai 5 stop. Dalam mencoba, saya berhasil mendapatkan foto yang tajam dengan shutter speed 1/8 detik di jarak fokal 150mm.
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
Kesimpulan
Tamron 35-150mm adalah lensa zoom yang berbeda pada umumnya. Melihat dari jarak fokalnya, lensa ini cocok untuk berbagai jenis fotografi, mencakupi portrait, travel, wedding, fotojurnalisme, bahkan landscape. Dikombinasikan dengan lensa Tamron 17-35mm f/2.8-4, kita sudah siap untuk motret disegala kondisi.
Lensa ini bukan lensa heavy duty dan bukan lensa berlabel SP (Superior), artinya bukan dibuat untuk profesional. Hal ini terasa dari autofokusnya yang meski tidak lambat, tapi juga tidak secepat lensa Tamron 70-200mm f/2.8 G2 yang mengunakan motor USD (ultrasonic) yang lebih cepat.
Baca juga: Mengenal Teknologi Pixel Shift di Kamera |
Secara keseluruhan, saya menyukai lensanya dan mengapresiasi langkah Tamron untuk merancang lensa zoom dengan jarak fokal unik ini, yang tidak hanya relatif terjangkau tapi juga kualitasnya bagus.
![]() |
![]() |
![]() |
Kelebihan Tamron 35-150mm f/2.8-4
- Kualitas gambar bagus, terutama bokeh/blurnya.
- Ukuran tidak terlalu besar & berat
- Jarak fokal lensa yang menarik dan cukup praktis di berbagai jenis fotografi
- Stabilizer (Vibration Compensation) efektif
Kelemahan
- Kecepatan autofokus baik tapi bukan yang tercepat.
- Vignetting cukup tinggi di bukaan terbesar, terutama di 150mm.
*) Enche Tjin adalah pendiri Infofotografi, seorang fotografer, instruktur fotografi, penulis buku dan tour photography organizer. Saat ini, ia bertempat tinggal di Jakarta. Temui Enche di Google+ dan Instagram: enchetjin
(jsn/krs)