Dikutip detikINET dari South China Morning Post, Xiaomi menyatakan bahwa pada kuartal I 2019, mereka tepatnya mengapalkan 27,5 juta unit smartphone.
Mereka menganggap angka pengapalan dari biro riset ada yang tidak akurat dan tidak fair. Hal tersebut berpotensi menyesatkan para investor. Apalagi Xiaomi berstatus perusahaan terbuka yang berdagang saham di Hong Kong.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak disebutkan biro riset mana yang dimaksud. Yang jelas baru-baru ini, biro riset IDC yang berbasis di Amerika Serikat menyatakan jumlah pengapalan ponsel Xiaomi di kuartal I 2019 adalah sebanyak 25 juta, penurunan 10% dari tahun sebelumnya. Adapun pangsa pasar Xiaomi disebut 8%.
Di pihak lain, Strategy Analytics, Counterpoint Research, dan Canalys melaporkan jumlah pengapalan Xiaomi masing-masing 27,5 juta, 27,8 juta dan 27,8 juta. Semua biro riset itu menempatkan Xiaomi di posisi keempat vendor ponsel terbesar secara global.
Xiaomi pantas khawatir soal simpang siur jumlah pengapalan karena semenjak IPO tahun lalu, valuasi pasarnya sudah turun sepertiga. Investor mulai cemas soal pasar smartphone yang jenuh dan melambatnya ekonomi.
Di mancanegara seperti India dan Indonesia, performa Xiaomi memang moncer. Tapi di pasar domestik China, penjualan mereka para kuartal IV 2018 malah turun sampai 34%. Untuk antisipasi, Xiaomi coba meningkatkan fokus di pasar dalam negeri dengan pengangkatan eksekutif baru bernama Wang Chuan sebagai presiden wilayah China.