Demikian ditegaskan Direktur Utama Telkomsel Ririek Adriansyah di acara peluncuran program Ramadan dan Idul Fitri 2019 di Denpasar, Bali, Selasa (30/4/2019).
Dikatakannya, Telkomsel masih akan mempertahankan layanan jaringan generasi kedua. Pasalnya, masih banyak masyarakat yang belum menggunakan smartphone. Selain itu, pengguna layanan voice dan SMS masih terhitung besar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Telkomsel Siap Jika Ibu Kota Pindah |
Pun begitu operator yang identik berwarna merah ini memang akan mengurangi penggunaan spektrum untuk 2G, tapi segi utilisasinya tetap besar.
"(2G-red) masih dipertahankan. Utilisasi 2G kami masih sangat longgar, baik SMS maupun voice, masih di sekitar 40%," ungkap Ririek.
"Sampai kapan pun layanan voice tidak akan ditinggalkan. Bahkan, Singapura saja penggunaan voice tiga kali Indonesia. Padahal, negara tersebut penduduknya sudah pakai smartphone," tambahnya.
Di tempat yang sama, Direktur Network Telkomsel Bob Apriawan mengatakan setiap negara memiliki strategi yang berbeda, ada yang full 4G, namun ada yang mengobinasikan 2G dan 4G, seperti dilakukan Telkomsel.
"Kenapa 2G kita pertahankan karena lebih optimal untuk voice dan SMS, sedangkan 4G efesien untuk data, sehingga Telkomsel memilih untuk jaga 2G dan kapasitasnya disesuaikan," terang Bob.
Pihaknya berupaya mendorong migrasi ke 4G. Saat ini sudah dimulai dengan penggunaan frekuensi di 2,1 GHz dialihkan sebagian ke LTE. Pengguna pun dapat melakukan migrasi jaringan tanpa perlu ke Grapari.
Ketersediaan ponsel pintar pun kian dipermudah. Telkomsel menyediakan cicilan ringan bagi masyarakat yang ingin mendapatkan ponsel 4G. (agt/agt)