Membedah Nasib Para Penjelajah Waktu di Avengers: Endgame
Hide Ads

Membedah Nasib Para Penjelajah Waktu di Avengers: Endgame

Muhamad Imron Rosyadi - detikInet
Selasa, 30 Apr 2019 18:24 WIB
Membedah Nasib Para Penjelajah Waktu di Avengers: Endgame
Cuplikan dalam film Avengers: Endgame. Foto: 'Avengers: Endgame' (imdb.)
Jakarta - Avengers: Endgame bisa dibilang telah sukses dalam menuangkan konsep perjalanan melintasi waktu yang "lebih masuk akal" ketimbang film-film fiksi ilmiah terdahulu. Hal ini tampak dari nasib sejumlah karakter di dalam perjalanan menggunakan quantum realm tersebut.

Sebelum bergerak terlalu jauh, peringatan perlu diberikan bagi yang belum menonton film terbaru dari Marvel Cinematic Universe ini. Akan ada begitu banyak bocoran di dalam tulisan ini, jadi hati-hati jika masih ingin merasakan kejutan yang terjadi ketika menonton nanti.




SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam film ini, Bruce Banner menjelaskan bagaimana konsep perjalanan waktu yang akan dilalui oleh para Avengers, ditambah dengan Rocket Raccoon dan Nebula. Selain itu, Ancient One, gurunya Doctor Strange, juga memberikan penjelasan yang melengkapi konsep dari Professor Banner.

Jadi, Avengers Endgame menerapkan Many World Theory, atau Multiverse Theory. Artinya, ketika para pahlawan super itu mengubah sesuatu di masa lalu, perbuatan tersebut tidak akan mengubah kehidupan mereka di masa mereka berasal, atau masa sekarang.

Justru, tindakan mereka di masa lalu akan menciptakan sebuah realitas baru. Kenyataan itu berjalan secara simultan dengan kehidupan yang terjadi tanpa ada perubahan sama sekali, atau bisa dibilang, 'realitas utama'.

Di sini, perbuatan yang dimaksud adalah mengambil Infinity Stones sebelum berhasil dikumpulkan oleh Thanos. Tujuannya adalah untuk mengembalikan efek jentikan makhluk berwarna ungu itu yang berhasil menghapus 50% populasi alam semesta.

Lebih lanjut, Many World Theory ini juga sekaligus membantah paham yang kerap menjadi patokan sejumlah film seperti Back to the Future dan Looper dalam memberikan pengalaman perjalanan melintasi waktu. Paham tersebut adalah Grandfather Paradox.




Dalam paradoks tersebut, ketika kamu kembali ke masa lalu dan membunuh kakek kamu, maka kakek kamu yang ada di masa sekarang akan musnah. Efek dominonya, dirimu pun juga akan musnah karena kamu tidak mungkin lahir jika tidak ada kakek kamu.

Nah, di sini, dua paham tersebut akan berkaitan erat dengan nasib sejumlah Avengers di dalam film yang sudah meraup pendapatan USD 1 miliar, atau lebih dari Rp 14 triliun, dalam seminggu pertama pemutarannya tersebut. Berikut para pahlawan yang dimaksud:


Captain America Menjadi Tua

Steve Rogers, atau Captain America, dalam Avengers: Endgame. Foto: 'Avengers: Endgame' (imdb.)
Di bagian akhir Avengers: Endgame, Steve Rogers (Captain America) ditugaskan untuk mengembalikan seluruh Infinity Stones kembali ke masa ketika masing-masing batu tersebut diambil. Hal ini dilakukan agar tidak menghasilkan lebih banyak 'cabang realitas' di alam semesta.

Menariknya, Cap justru tidak langsung kembali ke masa kini sesuai dengan aba-aba dari Banner, atau Hulk. Justru, ia menjalani hidup lebih lama di masa lalu bersama pasangannya, Peggy Carter.

Setelahnya, ia kembali ke masa sekarang dengan kondisi sudah tua. Lantas, bagaimana menjelaskan fenomena ini?

Cara paling sederhana untuk menjelaskan ini adalah, ada dua Steve Rogers yang menjalani realitas berbeda secara bersamaan. Ya, mungkin ini satu-satunya time loop di Avengers: Endgame, membuatnya memiliki konsep berbeda ketimbang perjalanan waktu yang dilakukan sepanjang film.

Jadi, Cap yang di masa sekarang memang sudah ditakdirkan untuk kembali ke masa lalu agar dapat bersama lagi dengan Peggy, sebagaimana detikINET kutip dari Vulture, Selasa (30/4/2019). Itu lah paradoks yang muncul.

Agar lebih mudah menjelaskannya, mari kita sebuat dua Steve Rogers itu sebagai Cap 1 dan Cap 2. Cap 1 menghabiskan hidupnya hingga di masa tuanya dengan Peggy. Sedangkan Cap 2 adalah yang membeku dalam es untuk kemudian menjalani masa tuanya sebagaimana seperti Cap 1.

Bahkan, di beberapa momen, ada tiga Steve Rogers yang hidup secara bersamaan di Avengers: Endgame. Pertama, pada 1970 waktu film, ada Cap 1, Cap 2, dan Steve Rogers yang sedang menjadi penjelajah waktu dengan Tony Stark untuk mengambil salah satu Infinity Stones.

Hal yang sama juga terjadi pada 2012 waktu film. Bahkan, bisa jadi, pertarungan antara sesama Captain Amerika, ketika Steve Rogers si penyintas waktu berhadapan dengan Cap 2 pada 2012 waktu film menyebabkan time loop tersebut terjadi.

Nebula Membunuh Nebula yang Lain

Nebula dalam Avengers: Infinity War. Foto: Istimewa
Hadirnya dua Nebula dari waktu yang berlainan menjadi salah satu plot penting dalam Avengers: Endgame. Mari kita sebut mereka Nebula 1 dan Nebula 2.

Nebula 1 adalah dia yang bergabung dengan Avengers untuk melakukan perjalanan waktu. Sedangkan Nebula 2 adalah ia yang masih setia dengan Thanos, bahkan belum mengenal Guardians of the Galaxy.

Menariknya adalah, dalam sebuah adegan, Nebula 1 membunuh Nebula 2 untuk melindungi Infinity Stones. Walau demikian, Nebula 1 tidak musnah, sebagaimana dijelaskan dalam Grandfather Paradox, dan yang terjadi di film Looper (dibintangi oleh Joseph Gordon-Levitt dan Bruce Willis).

Untuk memahami hal tersebut, kita harus ingat kata Professor Banner, atau Professor Hulk, dalam menjelaskan konsep perjalanan melintasi waktu di Avengers: Endgame.

"Jika kamu pergi kembali ke masa lalu kamu, tujuan tersebut menjadi masa depanmu, dan masa kini yang sudah kamu jalani menjadi masa lalu, yang tidak bisa diubah oleh masa depan baru kamu," ujarnya.

Hal ini diperkuat dengan konsep dari Ancient One. Apa yang dilakukan dengan mengambil Infinity Stones tidak akan mengubah masa kini, melainkan membuat cabang realitas baru di alam semesta.

Lebih lanjut, ada lagi yang bisa membuktikan bahwa Nebula 1 dan Nebula 2 tidak terkait satu sama lain. Hal ini tampak ketika memori antara Nebula 1 dan Nebula 2 saling terkait berkat otak robotik yang tertanam di karakter berwarna biru itu.

Nebula 2 tidak mengetahui apa-apa tentang Nebula 1, karena mereka hidup di realitas yang berbeda. Maka dari itu, Nebula 1 tidak mati ketika ia membunuh Nebula 2.

Gamora Hidup Lagi Setelah Dikorbankan?

Gamora. Foto: Istimewa
Dalam Avengers: Infinity War, Thanos mengorbankan Gamora untuk mendapatkan Soul Stone. Walau demikian, ia dapat 'kesempatan kedua' di Avengers: Endgame.

Ya, Gamora yang masih menjadi sekutu dengan Thanos mendapat realitas baru setelah tertarik dalam pusaran perjalanan waktu para Avengers. Sejatinya, apa yang ia alami sama dengan Thanos di film tersebut.

Sebelum Avengers menjelajahi waktu menggunakan quantum realm, Thor telah membunuh Thanos, dengan benar-benar mengincar kepalanya kali, menggunakan Stormbreaker. Meski demikian, ia 'hidup lagi' dalam realitas yang berbeda, dengan tetap mengincar Infinity Stones yang sudah dikumpulkan oleh Avengers.

Ini bisa jadi anomali lain di dalam konsep perjalanan melintas waktu di film tersebut. Jika dibilang perbuatan di masa lalu, tidak akan mengubah masa depan, atau masa kini, maka kembalinya kehidupan menjadi salah satu bukti bahwa masa depan, atau masa kini, berubah setelah melewati realitas berbeda.

Sepertinya, yang satu ini harus dibahas lebih lanjut di film Guardians of the Galaxy Vol. 3. Terlebih, memori Gamora yang ada di Avengers: Endgame berbeda dengan Gamora yang sudah melewati petualangan dengan Peter Quill, Drax, Groot, Rocket Raccoon, dan Mantis.

Hal ini pun sudah ditunjukkan ketika Gamora menghajar Quill yang mencoba untuk mendekatinya di Avengers: Endgame. Menarik untuk ditunggu bagaimana Marvel menjelaskan keruwetan realitas ini akibat perjalanan melintasi waktu yang dilakukan oleh Avengers.

Halaman 2 dari 4
(mon/krs)