"Luar angkasa: sebuah batas akhir..."
Demikian monolog yang biasa mengawali narasi film seri televisi bergenre sains fiksi Star Trek. Temanya menjelajahi luar angkasa "untuk mencari kehidupan dan peradaban baru" dan "dengan berani pergi ke tempat yang belum pernah dikunjungi umat manusia".
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jauh sebelum itu, paling tidak, ada pula Jules Verne dengan novel "From the Earth to the Moon" yang rilis tahun 1865. Atau juga komik Tintin "Perjalanan ke Bulan" ("Objectif Lune" dalam bahasa Prancis), yang dirilis dalam satu bundel lengkap pada 1953.
Semua berkisah soal upaya menusia menjelajah luar angkasa, tak cuma sekadar tengadah menatapi langit nun jauh di atas sana. Dan Yuri Gagarin-lah yang pertama-tama memberi penegasan bahwa itu semua bukanlah sekadar impian dan angan-angan belaka.
Yuri Gagarin, kosmonot Uni Soviet yang ketika itu berusia 27 tahun, tercatat sejarah sebagai manusia pertama yang menjelajahi luar angkasa setelah wahanaa yang ditumpanginya, Vostok 1, mengorbit Bumi tepat di tanggal 12 April 1961.
Dalam penerbangan tersebut Yuri Gagarin mengorbit Bumi dengan ketinggian sekitar 300 kilometer. Vostok 1 mengorbit Bumi selama 108 menit sebelum kemudian balik ke Bumi dan mendarat dengan selamat di Kazakhstan, yang juga menjadi negara peluncurannya.
Kesuksesan misi tersebut membuat Yuri Gagarin tak ayal jadi selebritas internasional. Bahkan penghargaan Order of Lenin langsung dianugerahi kepadanya pada 14 April 1961.
Ia tutup usia pada tahun 27 Maret 1968 ketika MiG-15 yang dipilotinya jatuh dekat Moskow dalam sebuah latihan. Tapi buat angkasawan, figur Yuri Gagarin niscaya senantiasa hidup dalam kenangan sebagai "pembuka jalan" menembus luar angkasa.