Miris, Mantan Tentara Hidup dari Mengais Sampah Mark Zuckerberg
Hide Ads

Miris, Mantan Tentara Hidup dari Mengais Sampah Mark Zuckerberg

Fino Yurio Kristo - detikInet
Rabu, 10 Apr 2019 11:57 WIB
Miris, Mantan Tentara Hidup dari Mengais Sampah Mark Zuckerberg
Mark Zuckerberg. Foto: Justin Sullivan/Getty Images
San Francisco - Seorang mantan tentara mencari nafkah dengan mengais sampah rumah pendiri Facebook, Mark Zuckerberg. Sebuah gambaran kesenjangan besar yang terjadi di kota San Francisco, antara yang kaya raya dan miskin papa.

Jake Orta, demikian nama sang mantan tentara yang usianya 56 tahun. Diliput oleh New York Times dan dikutip detikINET, Orta tinggal di apartemen mungil yang disubsidi pemerintah. Rumahnya itu hanya berjarak 3 blok dari mansion Zuck yang harganya USD 10 juta.

Banyak barang bekas yang ia ambil dari tong sampah rumah Zuck dan para tetangganya di lingkungan elit, dijual atau disimpan oleh Orta. Saat ditemui New York Times, ada vacuum cleaner, hair dryer, mesin kopi, sampai kaos yang dibuang Zuck.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT




Orta mengatakan tujuannya mendapat uang antara USD 30 sampai USD 40 per hari dari hasil menjual sampah yang masih berharga. Untuk ukuran biaya hidup di Amerika Serikat, jumlah itu begitu kecil.

"Apa yang dibuang orang membuatku heran. Kalian tak bakal tahu apa yang akan kalian temukan," sebut Orta. Jika sedang beruntung, ia akan menemukan sampah berharga semacam jaket baru atau sepatu Nike yang masih bagus. Pernah pula ada yang membuang perkakas makan mahal.
Miris, Mantan Tentara Hidup dari Mengais Sampah Mark ZuckerbergJake Orta. Foto: New York Times

Orta adalah bagian dari 'ekonomi bawah tanah' yang menggantungkan hidup dari sampah di rumah-rumah orang kaya San Francisco, sebuah kota yang kesenjangan sosialnya bisa terlihat dari kenyataan bahwa orang semiskin Orta bisa tinggal begitu dekat dengan Zuck.

Sangat banyak orang kaya di San Francisco, kota yang terkenal sebagai pusat teknologi tinggi di Silicon Valley. Tapi harga-harga membumbung tinggi sehingga kemiskinan pun tak jarang dijumpai di sana.

Halaman Selanjutnya: Pernah Menemukan iPad

Pernah Menemukan iPad

Rumah Zuckerberg. Foto: Justin Sullivan/Getty Images
Mengais sampah sebenarnya ilegal di negara bagian California, tapi jarang hukumnya ditegakkan. Orta sendiri lahir di Texas dan pernah mengabdi di Angkatan Udara selama 12 tahun. Ia ikut di perang Teluk pada 1991 dan juga bertugas di Jerman, Korea dan Arab Saudi.

Tapi sekembalinya ke Tanah Air, Orta kecanduan alkohol. Ia jadi gelandangan setelah sang istri meninggalkannya. Dia pindah ke San Francisco dan 5 tahun lalu lolos dalam program tempat tinggal bersubsidi untuk veteran. Apartemennya di lingkungan Mission sebenarnya berada di lingkaran elit, harga rumah rata-rata USD 3 juta.

Biasanya, Orta akan berkeliaran pada tengah malam dan mengambil rute tertentu di lingkungan orang kaya. Pertama-tama, ia memastikan tidak ada binatang liar seperti rakun sebelum mengais sampah.

Ia mengaku belum lama ini menemukan ponsel, tablet iPad, 3 jam tangan dan sekantong mariyuana. Tapi kadang nasibnya tak mujur. Saat baru-baru ini mengais dua tempat sampah di depan rumah Zuckerberg, ia tak menemukan benda berharga.

"Hanya sampah, tidak ada apapun," katanya. Tempat sampah Zuck saat itu berisi antara lain surat tawaran kartu kredit, roti, sisa makan malam ayam dan kotak pembungkus makanan China.

Barang berharga yang ia dapat biasanya dilego di pasar terdekat. Ada beberapa barang yang susah dijual meski masih bagus, misalnya mainan anak karena orang tua biasanya tidak suka mainan buah hatinya berasal dari tempat sampah.

Pakaian wanita juga lumayan susah. Lain halnya dengan busana pria karena mereka biasanya tak berpikir panjang. Sepasang jeans untuk pria bisa terjual antara USD 5 sampai USD 10.

Ada beberapa benda temuan Orta yang tak ia jual, salah satunya koleksi koran tentang Perang Dunia II. Menurutnya itu benda sangat berharga dan heran kenapa orang sampai membuangnya.

Menurut Nick Marzano, fotografer Australia di majalah Mission Gold yang mendokumentasikan pencari sampah di San Francisco, ada ratusan orang seperti Orta di kota itu. "Ini adalah sumber nafkah utama bagi orang yang tak punya pendapatan lain," kata dia.

Halaman 2 dari 2
(fyk/krs)