Investasi dan pengembangan 5G dilakukan Huawei untuk menjaga keunggulannya di dunia teknologi dan membantu menciptakan ekosistem komplit yang menawarkan 'pengalaman pintar' di masa depan.
Dengan riset investasi dan pengembangan produk di bidang 5G mencapai USD 2 miliar sejak 2009, perjalanan panjang Huawei dalam teknologi 5G telah mencapai banyak terobosan dalam arsitektur jaringan, pemanfaatan spektrum, teknologi antarmuka udara, pembuatan prototipe, dan verifikasi lapangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagi operator telekomunikasi, angka ini kira-kira merepresentasikan potensi pertumbuhan pendapatan hingga 34% di 2026.
Namun, balapan dalam teknologi 5G ini sudah dimulai jauh sebelum itu. Pada 2009, Huawei memulai penelitian 5G setelah meluncurkan 4G komersial pertama di dunia.
![]() |
Riset adalah Jantungnya
Prof Merouane Debbah, IEEE Fellow sekaligus Director of Huawei Mathematical and Algorithmic Sciences Lab, dalam sebuah sesi wawacara dengan media Asia Pasifik di Paris, Prancis (27/3) menyebutkan, riset adalah jantungnya terobosan teknologi.
Itu sebabnya, riset yang dilakukan tidak main-main. Pada 2018, Huawei memiliki 2.000 ahli yang melakukan penelitian 5G di 11 pusat penelitian 5G di seluruh dunia, termasuk Prancis, AS, Kanada, Jerman, Rusia, Swedia, Chengdu, Shanghai, Beijing, Shenzhen, dan Hangzhou.
"Riset fundamental adalah jantung terobosan teknologi yang terus kami dorong dalam beberapa tahun belakangan. Huawei mengerahkan investasi dalam matematika dan algoritma yang menjadi kunci pengembangan 5G," sebut Prof Debbah.
Disebutkannya, kemitraan Huawei dalam domain 5G, antara lain dengan operator telekomunikasi global, aliansi industri, organisasi dan vertical leader.
Baca juga: Internet Super Cepat 5G untuk Apa Sih? |
Sejauh ini, Huawei telah mengejar inovasi dan penelitian 5G bersama operator telekomunikasi global termasuk China Mobile, VIVA Bahrain, NTT DoCoMo, Vodafone, LGU+, KT, XL Axiata, Deutsche Telekom, SingTel, MegaFon, Etisalat, Telefónica, TeliaSonera, dan SoftBank.
![]() |
Hingga 29 Januari 2019, Huawei tercatat telah bekerja sama dengan lebih dari 50 mitra dan punya 30 kontrak komersial 5G yang menyediakan pengiriman 25.000 base station.
"Kontribusi Huawei bisa dikenali dari berbagai penghargaan di industri 5G, antara lain 5G Evolution Outstanding Contribution Award, Best Infrastructure Award, 5G R&D Outstanding Contribution Award dan masih banyak lagi," kata Prof Debbah.
Di samping itu, Huawei juga merupakan partisipan aktif di sebagian besar proyek internasional dan di Uni Eropa.
"5G merupakan upaya global, dan kami senang dengan kolaborasi yang kami lakukan dengan mitra akademisi dan industri untuk menerobos batasan hukum Moore dan Shannon," tambah Prof Debbah.
![]() |
Terobosan 5G Huawei
Dalam kurun waktu 2013 hingga 2019, Huawei mencatat sejumlah terobosan yang dilakukannnya dalam teknologi 5G. Semua terobosan ini masih dalam pengujian prototipe. Berikut ini rangkumannya.
2013
Huawei mencapai tingkat transmisi puncak 115 Gbit/s pada pita gelombang milimeter frekuensi tinggi, mencatat rekor baru untuk transmisi broadband nirkabel
2015
Di MWC Shanghai Juli 2015, Huawei meluncurkan prototipe 5G pertama di dunia yang beroperasi pada pita frekuensi rendah. Prototipe ini menyediakan laju throughput 10 Gbit/s pada pita 200 MHz dalam kisaran sub-6 GHz.
2016
November 2016, Huawei dan LG U + (operator seluler Korea Selatan) mengumumkan penyelesaian pengujian lapangan untuk tiga kasus penggunaan komersial 5G (eMBB, uLLC, dan mMTC).
Tingkat cell peak rate mencapai 31 Gbit/s, dengan latensi end to end kurang dari 0,5 ms dan single cell mendukung lebih dari 750.000 koneksi.
2017
Di MWC Shanghai 2017, China Mobile, SAIC Motor dan Huawei bersama-sama mendemonstrasikan teknologi mengemudi jarak jauh berbasis 5G pertama di dunia dengan mobil.
Demonstrasi mereka memverifikasi potensi bandwidth tinggi, latensi rendah dalam frekuensi C-band, meletakkan dasar bagi pengembangan masa depan kendaraan pintar yang terkoneksi.
2018
Huawei mengumumkan peluncuran perlengkapan tempat pelanggan 5G pertamanya (customer premises equipment/CPE) di MWC 2018.
CPE melibatkan perangkat terminal komersial yang mendukung standar 3GPP 5G dengan chipset Balong 5G01 yang dikembangkan oleh Huawei, yang diberi label sebagai chipset 3GPP 5G komersial pertama di dunia yang mendukung kecepatan unduh hingga 2,3Gbps melintasi gelombang sub-6GHz dan milimeter (mmWave) pita spektrum.
2019
Di MWC 2019, Huawei memperkenalkan smartphone 5G yang dapat dilipat, Huawei Mate X. Smartphone ini menandai awal era penggunaan ponsel 5G untuk konsumen secara massal.
Huawei Mate X menerima sertifikat CE 5G pertama di dunia yang diberikan oleh TÜV Rheinland, organisasi pengujian independen, dan menjadi smartphone 5G pertama di dunia yang disetujui oleh Badan Notifikasi Uni Eropa. (rns/fyk)