Seperti diberitakan sebelumnya, aksi "piknik" itu di antaranya terjadi ketika masyarakat menggunakan moda transportasi MRT Jakarta pada akhir pekan lalu.
Selain terlihat tidak tertib ketika antre memasuki kereta dan bahkan bergelantungan di dalam gerbongnya, ada pula serombongan masyarakat yang terlihat menggelar "piknik" dadakan di stasiun dengan makan sambil duduk lesehan. Foto "piknik" di MRT ini jadi viral.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal itu lantas memicu gelombang komentar. Banyak yang menyayangkan, juga mem-bully, kelakuan tidak tertib para pengguna MRT Jakarta tersebut apalagi yang sampai pakai acara "piknik" di stasiun.
Pun demikian, tak sedikit pula netizen yang berusaha melihat dengan perspektif lain. Sikap tak tertib itu, dalam pandangan mereka, boleh jadi lahir lebih karena faktor "tak biasa" dan "ketidaktahuan". Maka yang terpenting adalah edukasi dan sosialisasi, tak usah dihakimi.
"Dari pada lo orang share foto2 orang piknik di mrt, mending bikin komunitas peduli public transport. Abis itu sosialisasi buat orang2 yang emang belum ngerti etika di public transport. Gue ikutan deh," ujar seorang warganet di Twitter.
Sikap tak tertib beberapa pengguna MRT Jakarta itu diduga lebih karena belum terbiasa. Untuk itu, sejumlah netizen pun mengimbau agar pengguna lain yang sudah terbiasa tertib, secara khusus di MRT luar negeri, ikut mengedukasi salah satunya lewat contoh nyata.
"Akui saja kalo masyarakat kita emang masih banyak yg menengah ke bawah, yg belum pernah menikmati MRT, belum pernah ke luar negeri. Drpada pada ngina bangsa sendiri, mending pada sosialisasi dah ya. Jangan pada jadi penduduk langit semua :))" kata seorang netizen.
"MRT jakarta ini simbol majunya sebuah peradaban. Namanya masih baru, pasti banyak yg shock culture. Pesan buat saya sendiri dan teman2 yg sudah pernah menjajal MRT di luar negeri, mari kita menjadi contoh yg baik utk mereka yg mungkin emg blm tau gmn berbudaya yg benar," timpal netizen yang lain.
"Cuma karena kita punya privilege utk bs ke luar negeri dan akses teknologi, sehingga kita tau lebih dulu cara menggunakan MRT yg baik dan benar, bkn berarti kita boleh make fun of others who don't. It's our responsibility to teach them, we're part of the society!" sebut cuitan lain di Twitter.
(krs/vim)