Gonjang-ganjing PUBG di India, Malaysia dan Indonesia
Hide Ads

Gonjang-ganjing PUBG di India, Malaysia dan Indonesia

Tim Detikinet - detikInet
Jumat, 22 Mar 2019 09:47 WIB
Gonjang-ganjing PUBG di India, Malaysia dan Indonesia
Game PUBG Mobile. Foto: internet
Jakarta - Popularitas PUBG menimbulkan kekhawatiran akan dampak negatifnya di negara India, Malaysia, sampai Indonesia. Pro kontra pun bermunculan. Berikut sekilas rangkumannya.

India

opularitas PlayerUnknown's Battlegrounds (PUBG), secara khusus PUBG Mobile, membuatnya dituding jadi biang keladi jebloknya nilai siswa di sebuah wilayah India. PUBG bahkan dikatakan layaknya narkoba dan juga setan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tudingan itu dilontarkan oleh asosiasi wali dan orang tua murid di Jammu dan Kashmir. "Game itu harus segera dilarang secepat mungkin menyusul jebloknya nilai siswa kelas 10 dan 12, tapi kami belum juga melihat adanya tindakan apa-apa," kata Raqif Makdhoomi dari asosiasi itu, seperti dilaporkan Pristine Kashmir.

"Kecanduan terhadap game ini sudah jadi lebih merisaukan ketimbang adiksi terhadap narkoba karena saat ini kita melihat anak-anak muda memainkannya 24 jam di ponsel dan tak berkegiatan lain."



Rohan Khaunte, pejabat Kementerian Teknologi Informasi di wilayah Goa menyatakan PUBG layaknya iblis karena membuat anak-anak tidak konsentrasi belajar. "PUBG telah menjadi setan di setiap rumah. Pelajar, ketimbang belajar, malah mereka terus bermain PUBG," kata dia.

Puncaknya, beberapa wilayah di India memberlakukan pelarangan PUBG. Kepolisian di wilayah Rajkot, India, misalnya, untuk sementara melarang PUBG dari tanggal 9 Maret sampai 30 Maret 2019 dan mungkin diperpanjang. Belasan remaja kabarnya benar ditangkap karena ketahuan main PUBG, walau kemudian dilepaskan.

"Kepolisian Rajkot melarang game PUBG dan Momo Challenge. Menurut mereka, game ini memicu kekerasan di kalangan anak muda dan mempengaruhi perkembangan mereka. Setiap orang bisa melapor ke kantor polisi terdekat jika melihat orang main game itu," tulis Kumar Manish, seorang jurnalis setempat.

Larangan itu banyak diprotes "Hal ini tidak benar. Ada banyak isu di India untuk diselesaikan misalnya kasus pemerkosaan. Konsentrasi saja pada hal itu dan jangan pada hal yang tidak penting," sebut seorang netizen setempat di Twitter.

"Sekitar 10 juta orang meninggal tiap tahun karena rokok di India. Dan hanya karena pemerintah kita mendapatkan pajak dari rokok, mereka tidak melarangnya," tulis Akars Singh di Twitter.

Halaman Selanjutnya: Malaysia

Malaysia

Foto: istimewa
Wacana pelarangan game PUBG menyeruak di negara tetangga, Malaysia. Mufti atau pemuka agama Islam di Negeri Sembilan, Datuk Mohd Yusof Ahmad, meminta agar pemerintah Malaysia mempertimbangkan pelarangan PUBG karena berdampak negatif pada anak muda.

"Saya yakin game ini dirancang dengan sengaja dalam waktu yang lama. Tujuannya untuk membentuk pikiran anak muda menikmati peperangan, untuk bertikai dan terlibat dalam aktivitas yang kejam," kata dia yang dikutip detikINET dari New Strait Times.

Dia menambahkan game itu tidak cocok untuk umat Muslim dan perlu dicekal karena begitu mudah dimainkan oleh siapapun, baik di laptop ataupun ponsel. "Pemerintah harus mengawasinya karena game sekarang dimasukkan sebagai bagian dari esport," tandasnya.

"Bukan tidak mungkin senjata suatu hari nanti akan mudah diakses. Pikirkan konsekuensinya jika PUBG menjadi bagian dari hidup anak muda kita," tambah Ahmad.

Tapi di pihak lain, Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia (Menpora) Syed Saddiq Syed Abdul Rahman menilai PUBG tidak seharusnya disalahkan untuk aksi kejahatan. Termasuk jika ada pihak yang menghubungkannya dengan penembakan keji di New Zealand.

"Percayalah, apakah ada atau tidak game online semacam itu, orang dengan keyakinan ekstrim akan tetap melakukan aksi kekerasan," kata dia.

Pelaku penembakan kabarnya terpengaruh oleh PUBG. "Insiden ini lebih besar dari itu. Kita harus menghormati mereka yang kehilangan nyawa, tapi jangan terlalu cepat menyalahkan game online," paparnya.

"Apakah berarti kita juga harus melarang semua game dengan elemen tembak-tembakan? Bahkan sebelum PUBG ada, aksi semacam itu terjadi," pungkas dia.

Indonesia

Foto: istimewa
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jabar mempertimbangkan mengeluarkan fatwa haram mengenai game PlayerUnknown's Battlegrounds (PUBG). Terkait pertimbangan tersebut, MUI pusat pun menyatakan akan membuat kajian terhadap PUBG.

"Fatwa adalah jawaban hukum Islam dalam upaya memberikan solusi atas permasalahan yang muncul di masyarakat, pertimbangannya komprehensif," kata Sekretaris Komisi Fatwa MUI, Asrorun Niam Sholeh, saat dihubungi detikcom, Kamis (21/3/2019).

"MUI akan lakukan kajian. Di samping konten, juga dampak yang ditimbulkan," imbuhnya. "Tentu kita harus teliti terlebih dahulu mengenai dampak dari game ini," kata Ketua MUI Jabar Rahmat Syafei belum lama ini.

Ia menilai pada prinsipnya sesuatu yang memberi dampak negatif secara luas akan dilarang MUI. Apalagi, kata dia, sampai menstimulus seseorang untuk melakukan tindakan kejahatan.

"Kami belum melakukan fatwa. Tapi secara umum, kalau (PUBG) berdampak merusak, jadi tidak boleh. Akan kami pertimbangkan buat fatwa supaya perlu ada menutup jalan sebuah kejahatan," tutur Syafei.

Pro kontra pun bermunculan. Pengamat media sosial ada yang menilai hal tersebut berlebihan.

"Menurut saya berlebihan dan terburu-buru. Kalau itu menginspirasi orang melakukan penembakan, yang main kan jutaan, yang terinspirasi (PUBG) cuma satu, nggak bisa disalahkan semua," komentar pengamat media sosial Enda Nasution.

Kalaupun ada potensi berbahaya pada game PUBG, menurutnya tidak perlu sampai MUI turun tangan. Ada pihak-pihak lain yang bisa dikedepankan menangani masalah ini.

"Nggak perlu sampai pakai fatwa haram. Kalau memang dianggap buruk, bisa diupayakan mulai dari edukasi di dalam keluarga, dengan lembaga rating, dari lembaga pendidikan, atau edukasi dari media. Ada banyak cara lain," simpulnya.

Halaman 2 dari 3
(fyk/fyk)