Tak cuma memperluas ekspansi, mereka juga menargetkan untuk menduduki posisi pertama atau kedua soal market share di beberapa negara tersebut, di samping Indonesia sebagai negara asalnya. Rencana tersebut dibeberkan oleh Presiden Go-Jek, Andre Soelistyo.
Setelah mendapat penolakan dari Filipina, dengan tetap berupaya untuk masuk ke sana, kini mereka tengah melakukan riset pasar di tiga negara. Trio tersebut adalah Malaysia, Myanmar, dan Kamboja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Video: Menkominfo Apresiasi Usaha Go-Jek Ekspansi ke Luar Negeri
Menarik untuk ditunggu negara mana saja yang bakal Go-Jek sasar tahun ini. Tak kalah menariknya adalah, bagaimana strategi mereka untuk masuk ke negara-negara tersebut.
Pasalnya, startup besutan Nadiem Makarim itu punya pendekatan berbeda ke masing-masing pasar yang dimasukinya. Misalnya di Vietnam dan Thailand, ia berubah nama menjadi Go-Viet dan Get, dan mengedepankan Go-Ride. Sedangkan di Singapura layanan Go-Car jadi yang pertama kali diperkenalkan.
Di Vietnam sendiri, Andre mengklaim Go-Jek sudah mempunyai market share sebesar 40% setelah empat bulan untuk pemesanan kendaraan roda dua. Lalu, di Singapura, Go-Jek sudah menguasai 20%-25% dari pasar ride-hailing setelah diluncurkan Desember lalu.
Sedangkan di Thailand, Go-Jek, alias Get, sedang bersiap untuk memulai layanannya. detikINET pun berkesempatan untuk meliput langsung ke Negeri Gajah Putih dalam melaporkan peluncuran Get.
Jika tahun ini salah satu calon decacorn asal Tanah Air itu benar-benar bisa beroperasi di enam negara, maka ia semakin mendekati Grab. Perusahaan yang didirikan oleh Anthony Tan itu kini sudah hadir di delapan negara di Asia Tenggara.
Tonton video Menkominfo Apresiasi Usaha Go-Jek Ekspansi ke Luar Negeri:
(mon/krs)