Survei: Mayoritas Pengguna Ojol Keberatan jika Tarif Naik
Hide Ads

Survei: Mayoritas Pengguna Ojol Keberatan jika Tarif Naik

Virgina Maulita Putri - detikInet
Senin, 11 Feb 2019 12:57 WIB
Foto: Virgina Maulita Putri/detikINET
Jakarta - Sebuah survei menyatakan bahwa mayoritas pengguna ojek online tak mau ada kenaikan tarif bawah, seperti rumor saat ini. Kenaikan juga disebut dapat merugikan driver ojol.

Hal itu merupakan hasil survei yang dilakukan oleh Research Institute of Socio-Economic Development (RISED), terhadap 2.001 pengguna ojol di 10 provinsi serta 17 kota dan kabupaten di Indonesia yang telah kedatangan layanan tersebut.

Dalam surveinya, RISED menggunakan tarif batas bawah Rp 2.200 per kilometer. Sementara itu saat ini beredar kabar bahwa pemerintah sedang menggodok usulan tarif dasar bawah dan atas untuk ojol sebesar Rp 3.100-3.500 per kilometer.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT




Tujuh dari 10 pengguna ojol tidak setuju dengan kenaikan tarif sebesar Rp 900 per kilometer itu. Menurut Ketua Tim Peneliti RISED Rumayya Batubara, mayoritas responden keberatan karena bakal membuat rata-rata pengeluaran para pengguna ojol bertambah menjadi Rp 7.920 per hari, mengingat jarak tempuh rata-rata pengguna ojol mencapai 8,8 kilometer setiap harinya.

"22% tidak menghendaki ada tambahan biaya sama sekali. 48% bersedia tapi kurang dari Rp 5.000," ujar Rumayya dalam konferensi pers di Hong Kong Cafe, Jakarta Pusat, Senin (11/2/2019).




Rumayya juga menyebut bahwa total 74% responden menganggap tarif ojol yang berlaku saat ini sudah sesuai, bahkan sangat mahal. 50% dari responden yang disurvei berasal dari kelompok ekonomi rendah dengan pendapatan kurang dari Rp 2 juta per bulan.

Menurut Rumayya, potensi kenaikan tarif ojol itu tidak hanya memberatkan pengguna melainkan juga bisa merugikan driver ojol. Itu karena adanya kemungkinan ditinggal pelanggan yang merasa tarif kemahalan.

"Kalau pemerintah mau push tarif ke atas maka ada kemungkinan kehilangan para driver, yang tadinya ingin menambah pendapatan malah kehilangan konsumen. Alih-alih mendapat keuntungan karena kenaikan tarif, malah kehilangan pendapatan," katanya.


Simak juga video 'Respons Grab soal Rancangan Permenhub Ojek Online':

[Gambas:Video 20detik]


Survei: Mayoritas Pengguna Ojol Keberatan jika Tarif Naik
(vim/krs)