Bagi Pakde Karwo, sapaan akrabnya, kemungkinan manusia digeser robot bukanlah hal yang mustahil terutama dengan kemajuan teknologi saat ini berkaitan dengan proses menuju revolusi industri 4.0.
"Pertama, itu keniscayaan. Tidak bisa endak, harus diambil. Yang menjadi permasalahan, efek dari tentang digital itu harus dipikirkan. Yaitu tentang efisiensi tenaga kerja," kata Pakde Karwo saat menghadiri seminar Pengembangan UMKM dan Workshop Menembus Pasar Digital di Hotel Sheraton Surabaya, Kamis (7/2/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sehubungan dengan itu, imbuhnya, pemerintah harus menyesuaikan diri dengan teknologi yang terus tumbuh termasuk dengan mengatasi konsekuensi semisal efisiensi tenaga kerja. Jika nantinya SDM digantikan robot, penyerapan tenaga kerja pun kian kecil.
Untuk itulah Pakde Karo mengusulkan agar robot juga dikenakan pajak. Lalu, uang pajak tersebut bisa digunakan untuk menyumbang masyarakat yang lapangan kerjanya tergeser oleh robot dalam pengembangan usaha.
"Berarti yang padat karya menjadi kalah. Maka tadi saya mengusulkan robot ya kena pajak, kena PPH. Ya pajak, kemudian pajaknya diberikan bantu mereka yang kalah di dalam efiesiensi itu," lanjutnya.
Masih berkenaan dengan konteks industri modern, Pakde Karwo juga mengusulkan pemilik warung melengkapi fasilitas penyimpanan di pergudangan. Hal ini agar lebih mudah untuk mengontrol harga, sama seperti yang terjadi di ritel modern.
"Kedua, tidak mesti harus dari perusahaan besar. Warung pun bisa dilakukan antara gudang dan warung lebih efisien 15%, harganya lebih murah disitu. Maka KPPU yang harus bekerja kalau sudah digital seperti ini," ucapnya menyarankan.
(hil/krs)