.webp)
Hal tersebut diutarakan oleh President Director & Country General Manager Lenovo Indonesia Budi Janto. Ia menyatakan alasan itu sedikit banyak memang dipengaruhi oleh milenial.
"Di indonesia tahun ini kita itu banyak kampanye ke premium. Premium itu seperti gaming. Milenial itu kan nggak mau yang jadul-jadul, dia maunya gaming bisa buat kerja, bisa buat main juga," ujarnya saat ditemui di kantor Lenovo Indonesia, Jakarta, Kamis (7/2/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nah, terus kalo misalnya dia gak mau gaming, dia milihnya yang convertible, misalnya seperti seri Yoga. Dan milenial yang di rumah pun gak mau desktop yang tradisional, maunya AIO (all-in-one), jadi arahnya seperti itu," katanya menambahkan.
Tonton video: Sasar Milenial, Lenovo Fokus ke Laptop Premium
Jadi, pasar premium yang dimaksud oleh Budi adalah untuk perangkat gaming, convertible, dan AIO. Lenovo sendiri punya lini masing-masing untuk tiap jenis perangkatnya, yaitu Legion (gaming), Yoga (convertible), dan ThinkCentre (AIO).
Lebih lanjut, Budi mengaku bahwa produk premium memiliki pertumbuhan yang cepat. Selain itu, pihaknya juga memandang milenial sebagai pelanggan penting di masa depan.
"Milenial itu akan aja key future customer Lenovo. Karena mereka yang meng-set tren. Terkadang generasi di atas dan bawahnya melihat ke mereka untuk tahu yang sedang tren itu apa. Makanya lenovo akan fokus investasi marketing ke milenial," tutur Budi.
Soal harga, pria lulusan Monash University itu mengatakan bahwa produk premium itu tidak harus mahal. Jika melihat dari catatan Lenovo, ia menyebut permintaan paling banyak untuk produm yang memliki kisaran harga di atas Rp 5 juta hingga Rp 20 jutaan.
