Sebagai informasi, Nusantara Satu merupakan satelit pertama di Indonesia yang dibekali teknologi High Througput Satellite (HTS) yang dapat memberikan layanan internet broadband dengan kapasitas yang jauh lebih tinggi dibandingkan yang konvensional di Tanah Air. Sementara Nusantara Satu sendiri memiliki kapasitas sampai dengan 15 Gbps.
Sehubungan dengan itu, Direktur Utama PSN Adi Rahman Adiwoso menuturkan bahwa pada saat ini ada kesenjangan dalam penyediaan telekomunikasi di daerah. Padahal kebutuhan internet terbilang sangat tinggi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apabila 25 juta orang tersebut tidak difasilitasi untuk mengakses internet, imbuh Adi, perjalanan Indonesia dalam menyongsong masa depan bakal timpang akibat adanya kesenjangan antara di kota dan di daerah.
"Sekarang sudah ada seperti pelaporan desa, yang memerlukan koneksi broadband dengan internet yang cukup. Untuk 25 ribu desa yang 25 juta orang tersebut harus segera diselesaikan konektivitasnya," kata Adi.
Nusantara Satu dijadwalkan meluncur pada 18 Februari mendatang di Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat. Nusantara Satu akan diangkut ke luar angkasa lewat roket buatan SpaceX.
Setelah diluncurkan, Nusantara Satu akan memasuki proses untuk menuju slot orbit mereka, yaitu di 146 slot orbit 146 derajat Bujur Timur atau tepatnya di atas wilayah Papua. Diharapkan pada April mendatang sudah bisa beroperasi.
Dipaparkan, satelit HTS ini diproduksi oleh Space System Loral (SSL) yang menggunakan platform SSL-1300 140 dengan usia desain selama 15 tahun. Nusantara Satu terdiri dari 52 transponder yang di antaranya 38 transponder C/Ext-C Band dan 8 spotbeam Ku-Band.
Meski belum meluncur, Adi mengatakan sudah ada beberapa pihak yang berminat untuk menggunakan layanan internet satelit dari PSN, misalnya para pelaku UKM, internet cafe, sampai Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).
"Kita rencananya sampai akhir tahun ini ada 10 ribu desa yang sudah terkoneksi. Sampai saat ini sudah ada tiga ribuaan desa, tinggal tujuh ribu desa lagi. Kita rem pakai satelit konvensional, HTS sudah di atas kita genjot. Tahun 2020-2021, itu 25 ribu selesai," pungkasnya.
Simak video 'Kini Perbatasan Indonesia Bisa Menikmati Internet':
(agt/krs)