Para peneliti tersebut adalah Scott Sheppard (Carnegie Institution for Science), David Tholen (University of Hawaii), dan Chad Trujilo (Northern Arizona University). Mereka menamai temuannya itu sebagai 2018 VG18, dengan nama panggilan Farout, sebagaimana tercantum dalam situs resmi Carnegie Institution for Science.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai perbandingan lain, Pluto hanya berjarak 34 AU, Hal tersebut membuat 2018 VG18 berada 3,5 kali lipat lebih jauh dari planet kerdil paling terkemuka di Tata Surya ini. Sebelumnya, status objek terjauh di Tata Surya dipegang oleh Eris yang berada sejauh 96 AU dari Bumi.
Temuan ini sendiri bermula dari pencarian terhadap calon-calon Planet X atau Planet Kesembilan. 2018 VG18 ini pun bukan satu-satunya objek terluar di Tata Surya yang mereka temukan.
Tim peneliti tersebut juga menemukan 2015 TG387 yang diberi nama julukan The Goblin. Jaraknya berada di kisaran 80 AU dari Bumi. Selain itu, pada 2014 lalu, mereka juga sempat menemukan 2012 VP113 dengan nama panggilan Biden, yag jaraknya hampir 84 AU dari Planet Biru ini.
Untuk sekarang, masih belum banyak yang diketahui mengenai 2018 VG18 atau Farout. Beberapa yang diketahui adalah karena jaraknya yang sangat jauh, diperkirakan ia butuh lebih dari 1.000 tahun untuk menyelesaikan satu kali putaran terhadap Matahari.
![]() |
Baca juga: Pesona Hujan Meteor Geminid |
Selain itu, diameternya diperkirakan sekitar 500 km. Sedangkan warnanya sedikit bernuansa pink. Hal ini diketahui setelah mereka melakukan observasi lebih lanjut terhadap Farout menggunakan teleskop Magellan.
Sekadar informasi, mereka menemukan 2018 VG18 menggunakan teleskop Subaru milik Jepang yang terletak di Mauna Kea Observatories, Hawaii. Penelitian ini sendiri dibiayai oleh NASA Planetary Astronomy.
(mon/krs)