Microsoft mengalahkan Magic Leap -- perusahaan pembuat headset augmented reality -- dalam kontrak ini. Wajar, mengingat Microsoft memang unggul di pasar enterprise untuk produk ini, ketimbang Magic Leap yang hanya bermain di pasar kelas consumer.
Ditambah lagi Microsoft sebelumnya memang sudah menjual sejumlah headset tersebut ke militer. Namun kontrak baru ini disebut menjadi kolaborasi yang lebih besar antara Microsoft dan militer AS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama dua tahun pertama, Microsoft diperkirakan bisa mengirimkan 2500 unit headset tersebut ke US Army, demikian dikutip detikINET dari The Verge, Kamis (29/11/2018).
"Teknologi augmented reality akan memberikan informasi lebih banyak dan lebih baik bagi para prajurit yang berguna ketika akan mengambil keputusan," ujar juru bicara Microsoft dalam pernyataan tertulisnya.
Kerja sama antara perusahaan teknologi dan militer AS memang cukup sering terjadi dalam beberapa tahun belakangan. Padahal langkah tersebut seringkali diprotes oleh karyawannya, seperti yang dilakukan Google setelah menarik diri dari lelang teknologi untuk Dephan AS senilai USD 10 miliar setelah banyak diprotes karyawannya.
(asj/krs)