.webp)
Hal ini dikatakan oleh Asia Head of Trends & Insights TrendWatching Acacia Leroy sebagai efek bergesernya pengertian status sosial bagi masyarakat Indonesia.
"Preferensi konsumen bergeser, teknologi berubah dan masuklah media sosial," kata Acacia saat berbicara di Global Trend Event di Grand Indonesia, Jakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia pun menyinggung kehadiran medsos yang kemudian mendorong keinginan banyak orang untuk membagikan momen-momen hidupnya kepada follower-nya. Terutama ketika tren saat ini bergeser untuk menjual experience yang Instagrammable, sehingga brand harus bisa memanfaatkan momentum ini.
"Setiap bagian dari experience konsumen saat ini bisa jadi momen yang shareable karena semua orang membagikan semua hal tentang hidupnya di media sosial," jelas Acacia.
"Jadi setiap bagian dari produk brand kalian harus dirancang untuk menjadi shareable experience," sambungnya.
Brand pun bisa menggunakan beberapa cara untuk memanfaatkan hal ini, seperti misalnya pop up experience. Acacia juga menggarisbawahi bahwa brand tetap dituntut kreatif demi membuat experience punya efek lebih besar dan tidak sekedar menghasilkan foto yang bagus untuk Instagram, misalnya.
"Ketika konten itu di-post di media sosial, harus ada sesuatu yang bisa mereka ceritakan dan bagikan. Bukan hanya tentang bagaimana bagusnya foto kalian terlihat di media sosial, tapi harus ada cerita di baliknya," pungkasnya.
Tonton juga 'Tips Hadapi Haters di Medsos ala Miss Grand International 2018':
(rns/krs)
