Menurut sumber anonim, Pentagon dan sejumlah biro intelijen AS disebut sudah setuju dalam beberapa aturan untuk melakukan serangan balasan jika Rusia melakukan serangan cyber ke AS dengan batasan tertentu.
Ini memang bukan hal aneh, namun sejumlah hacker disebut sudah menerima izin untuk menjebol sistem utama Rusia, yang akan dipakai untuk berjaga-jaga agar bisa dengan cepat melakukan serangan balasan, demikian dikutip detikINET dari Engadget, Senin (5/11/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jadi sepertinya serangan yang dimaksud harus cukup berat semisal dalam situasi yang mengubah hasil pemilu, menghalangi orang untuk memberi suara, atau mengganggu sistem registrasi pemilu.
Langkah ini dipercaya sebagai hasil dari pilihan Pemerintah AS untuk mengendorkan aturan serangan cyber. Seperti pihak militer diperbolehkan untuk mulai menyusuk ke jaringan target sebelum adanya serangan dari pihak lawan.
Pendekatan berbeda sebelumnya dilakukan mantan Presiden Obama, yang hanya mengizinkan serangan cyber defensif, yang harus mendapat izin presiden untuk aksi-aksi yang besar.
Sementara Presiden Trump mengubahnya, di mana aksi serangan hanya perlu mendapat izin dari Pentagon, Homeland Security, dan juga Office of the Director of National Intelligence.
Tonton juga 'Inovasi Baru! Dua Teknologi Penghalang Hacker':
(asj/krs)