Entah penerangan di kota tersebut buruk atau boros energi, tapi mereka dilaporkan memiliki rencana ambisius untuk mengganti lampu-lampu jalan dengan Bulan tiruan. Lantas, bagaimana nasib satelit alami Bumi yang asli di atas sana?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rencananya, Bulan tiruan tersebut akan diluncurkan pada 2020 mendatang. Walau begitu, bentuknya tidak benar-benar menyerupai satelit alami Bumi yang asli.
Sejatinya, itu adalah satelit yang mampu memancarkan cahaya. Menariknya, Bulan tiruan tersebut diklaim lebih kuat cahayanya dibanding yang asli, sampai delapan kali lipat, sebagaimana detikINET kutip dari The Guardian, Kamis (18/10/2018)
Dengan kemampuannya tersebut, satelit itu mampu memancarkan cahayanya hingga radius 80 kilometer. Untuk jangkauan penerangannya, bisa dikontrol sehingga memiliki jarak beberapa meter, memungkinkannya agar dapat mengganti peran lampu jalan.
![]() |
Baca juga: Bulan Disebut Layak Jadi Planet |
Wu Chenfeng, Chairman Chengdu Aerospace Science and Technology Microelectronics System Research Institute, jadi sosok di balik ide proyek ambisius ini. Ia mengaku uji coba terhadap satelitnya sudah dilakukan beberapa tahun lalu.
Kini, ia menganggap teknologi sekarang sudah cukup memungkinkan untuk mewujudkan rencana ini pada 2020. Menarik untuk ditunggu bagaimana pihaknya akan menjalankan proyek ambisius ini.
Tonton juga 'Miliarder Jepang Yusaku Maezawa Akan Ajak Seniman Wisata ke Bulan':
(mon/krs)