Pertanyaan tersebut coba detikINET sodorkan ke Marketing Director of Realme Southeast Asia Josef Wang. Dengan tegas dia mengatakan Realme tidak mau ikut-ikutan sebagai "Xiaomi Killer".
"Kami ingin menjadi diri sendiri. Tidak mau bersaing dengan siapapun," kata Josef kala ditemui usai acara peluncuran Realme 2 dan Realme 2 Pro di Jakarta, Selasa (9/10/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketimbang langsung bersaing dengan vendor lain, Realme pilih fokus mengembangkan namanya sendiri. Selanjutnya mereka mau fokus memenuhi kebutuhan anak muda yang menjadi target pasarnya.
"Jika anak muda sudah menyukai Realme, saya rasa kami bisa mencapai target," ujar Josef.
Untuk diketahui Realme adalah produsen smartphone yang berbasis di Shenzhen, Cina. Awal berdiri pada Mei 2018, Realme menjadi sub brand Oppo. Namun pada perjalanannya, Realme berdiri sendiri.
Realme meluncurkan produknya untuk kali pertama di India dan dapat respons positif. Sepanjang kuartal kedua, mereka mampu menjual 1 juta unit ponsel di Negeri Gangga.
Sukses di India membuat Realme coba mengepakan sayapnya. Oktober ini Realme resmi ekspansi ke Indonesia dengan ditandai dengan dirilisnya tiga ponsel, yakni Realme 2, Realme 2 Pro, dan Realme C1.
Simak Juga 'Realme Lepas Ponsel Layar Notch di Bawah Rp 1,5 Juta' di sini:
(afr/krs)