Menurut Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata, Kitchen by GrabFood ini merupakan cara menjawab persoalan adanya kesenjangan antara permintaan konsumen yang tinggi dan ketersediaan merchant kuliner yang tak mencukupi. Itu berdasarkan studi Grab yang terjadi di wilayah Jakarta Barat.
"Ini merupakan konsep baru. Bukan saja Grab jadi platform tapi membuat juga membantu pemilik restoran, pengguna, dan mitra pengemudi," kata Ridzki di Jakarta, Selasa (18/9/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Dapat Kucuran Rp 28 Triliun, Mau Apa Grab? |
Kehadiran Kitchen by GrabFood ini merupakan hasil kerja sama Grab dengan pemegang lisensi food court. "Ini kami desain serupa food court. Bedanya, Kitchen by GrabFood ini hanya tersedia di aplikasi. Jadi, hanya bisa melayani pemesanan melalui GrabFood."
![]() |
Di samping memberikan solusi terhadap permintaan pasar, Ridzki menyatakan bahwa Kitchen by GrabFood juga menjadi cara perusahaan ride hailing ini untuk kian mendekatkan diri kepada pengguna dalam memenuhi kebutuhannya.
Sejauh ini, Kitchen by GrabFood hanya bisa dinikmati di sekitar wilayah Kedoya, Jakarta Barat dengan radius sekitar 7 kilometer. Ridzki mengungkapkan, tak menutup kemungkinan layanan tersebut diperluas lagi.
Untuk melebarkan layanan tersebut ke wilayah lainnya, pihaknya masih harus mempelajari lebih dulu Kitchen by GrabFood, misalnya soal kekurangan dan apa yang harus diperbaiki sebelum memperluas cakupannya.
Merchant yang baru terdaftar di Kitchen by GrabFood baru ada Gudeg Yu Djum (Yogyakarta), Warung Anugrah Bawakaraeng (Makassar), Pondok Sate Pak Heri (Jakarta), Sop Buntut Samino (Jakarta), Calais Bubble Tea (Jakarta), dan Warung Bhakti (Jakarta).
Minat? Sejauh ini Kitchen by GrabFood tersebut memiliki jam operasional, yakni dari pukul 10 pagi sampai 10 malam.
(agt/krs)