Menurut Huawei, mode ini akan otomatis aktif ketika software mereka mendeteksi ada aplikasi benchmark yang aktif. Tujuannya, menurut mereka, adalah memberikan performa yang optimal saat ponsel di-benchmark.
"Huawei berencana memberikan akses ke "Performance Mode" kepada pengguna, sehingga mereka dapat menggunakan kemampuan maksimal dari perangkat mereka, jika diperlukan," ujar Bianca Resita, Public Relations Manager Huawei Device Indonesia dalam keterangan yang diterima detikINET, Jumat (7/9/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam keterangan tersebut, Huawei juga menjelaskan penggunaan AI untuk mengoptimalkan performa hardware, termasuk CPU, GPU, dan NPU. Ketika seseorang meluncurkan aplikasi fotografi atau memainkan game yang penggunaan grafis yang intensif, software pintar dari Huawei menciptakan pengalaman yang mulus dan stabil melalui penerapan kemampuan hardware secara penuh, serta pada saat bersamaan mengatur temperatur dan efisiensi daya dari perangkat.
Untuk aplikasi-aplikasi yang tidak memerlukan daya yang intensif seperti web browsing, perangkat Huawei hanya akan mengalokasikan sumberdaya yang diperlukan untuk memberikan performa yang dibutuhkan.
Baca juga: Ponsel Huawei Akali Tes Benchmark? |
Seperti sebelumnya diberitakan, Huawei ketahuan berbuat curang dengan mengoptimasi sejumlah ponsel jagoannya agar mendapat skor tinggi ketika di-benchmark menggunakan 3DMark.
Hal ini pertama ditemukan oleh AnandTech, yang menyebut P20 sengaja diprogram untuk memaksimalkan performanya ketika menjalankan aplikasi benchmark tersebut. Temuan AnandTech tersebut kemudian dikonfirmasi oleh perusahaan pembuat 3DMark, yaitu UL Benchmarks, yang langsung 'menghukum' Huawei dengan menghapus sejumlah ponsel mereka dari papan skor benchmarknya.
Aturan yang dibuat UL Benchmark menyatakan pembuat ponsel memang bisa mengatur ponselnya untuk menyesuaikan performanya sesuai dengan beratnya aplikasi yang sedang dijalankan, namun mereka tak boleh memaksimalkan performanya hanya karena sedang menjalankan aplikasi benchmark, dan menurut UL Benchmarks hal itulah yang dilakukan oleh Huawei.
Hal ini diketahui ketika mereka menjalankan versi internal dari 3DMark, yang namanya tak dikenali oleh ponsel Huawei. Ketika benchmark itu dilakukan, ponsel Huawei tersebut performanya jauh lebih buruk ketika menjalankan 3DMark versi biasa.
Temuan ini mengindikasikan kalau ponsel tersebut tak cukup pintar untuk mengidentifikasi kebutuhkan performa tinggi oleh aplikasi. Jadi skor benchmark yang didapat pun tak bisa merefleksikan performa asli ponsel. (asj/asj)