Masuknya e-sports sebagai salah satu cabang olahraga ekshibisi di Asian Games 2018 menunjukkan jika game bukan lagi sekadar sarana hura-hura. Saat ditekuni dengan serius, game bisa menjadi sebuah karir profesional.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Contohnya, hal ini bisa dilihat dengan deretan prestasi yang diraih oleh Abdulaziz Alshehri, mantan juara dunia FIFA asal Arab Saudi.
Dikenal dengan sebutan Mr. Done, pria kelahiran Jeddah ini sudah memenangi kejuaraan FIFA di Arab Saudi empat kali berturut-turut. Selain itu, ia juga sudah menjuarai regional Timur Tengah sebanyak tiga kali.
Puncaknya, Alshehri menjadi kampiun di FIFA Interactive World Cup pada 2015 lalu. Ia pun sukses jadi juara asal Arab Saudi di kompetisi tersebut, yang kemudian prestasinya diikuti oleh kompatriot senegaranya bernama Mosaad Aldossary pada tahun ini.
Lantas, bagaimana ia memulai karirnya di bidang e-sports? Dalam wawancaranya bersama Electronic Arts (EA), ia mengaku tidak tertarik bermain saat saudaranya pertama kali mengenalkan pada FIFA. Alshehri pun harus menjilat ludah sendiri karena kini ia malah sangat menyukai game tersebut.
Setelahnya, Alshehri mulai mengikuti berbagai turnamen online dan mengaku memenangi 98% diantaranya. Dari sana, ia terus meningkatkan permainannya ke level yang lebih tinggi.
Tak ubahnya seperti atlet olah raga konvensional, Alshehri mengaku dirinya juga kerap melakukan latihan. Bertahan, menyerang, serta penguasaan bola adalah porsi latihannya agar dapat bersiap menghadapi berbagai situasi saat permainan berlangsung.
"Soal formasi, itu tergantung formasi dari lawan, tapi saya cenderung suka saat bisa melakukan penguasaan bola dan memainkan taktik High Pressure ketika bola berada di penguasaan lawan," ujarnya.
Tak cuma soal teknis, pria berjenggot tipis ini juga memperhatikan faktor non-teknis. Menurutnya, menjaga pikiran adalah hal yang penting agar dapat sukses menjalani kompetisi FIFA.
"Saya selalu berusaha untuk rileks dan mengistirahatkan pikiran saya dengan cara terbaik. Karenanya, saya tidak akan bermain FIFA satu kali pun dalam kurun waktu 2-3 hari sebelum turnamen," katanya.
"Ini adalah permainan mental, dan pikiranmu harus mendapat istirahat yang cukup sebelum 'badai' menerpa," ucapnya menambahkan, sebagaimana detikINET kutip dari situs resmi EA, Minggu (26/8/2018).
Di Asian Games 2018, Pro Evolution Soccer (PES) memang jadi game yang terpilih untuk dipertandingan. Meski begitu, mengingat keduanya merupakan sesama permainan sepak bola, bukan tidak mungkin tips dari Alshehri juga bisa diterapkan di PES. (rns/rns)