Setidaknya, demikian yang disampaikan Direktur Infrastruktur Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Dhia Anugrah Febriansa. Ditemui di sela acara peresmian BTS di Desa Oebela, Rote, Nusa Tenggara Timur, dia mengatakan Palapa Ring paket tengah dan barat sudah banyak peminatnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diakui pria yang akrab disapa Odie ini, penyelesaian Palapa Ring paket tengah terlambat dari jadwal semula Maret 2018. Hal serupa berpotensi terjadi pada Palapa Ring paket timur yang dijadwalkan rampung September 2018.
"Progres kedua paket tersebut berdasarkan data per week 31 2018, untuk paket tengah sudah mencapai 94,7% sementara paket timur 61,9%," rinci Odie.
![]() |
Odie menyebutkan, ada sejumlah hal yang menyebabkan penggelaran paket tengah dan timur molor dari jadwal. Tantangannya antara lain kompleksitas geografis darat dan laut, kondisi keamanan di beberapa lokasi, hingga akuisisi lahan, khususnya di paket Timur yang jumlah kabupaten/kota yang akan dihubungkan lebih banyak dari paket lainnya.
"(Penyebab keterlambatan) yang dominan itu kondisi keamanan di paket timur. Lainnya minor. Namun diupayakan sebelum 2019 keduanya sudah selesai masa konstruksi," janjinya.
Proyek pembangunan jaringan serat optik nasional Palapa Ring akan menjangkau sebanyak 34 provinsi, 440 kota/kabupaten di seluruh Indonesia dengan total panjang kabel laut mencapai 35.280 kilometer, dan kabel di daratan sejauh 21.807 kilometer.
Keberadaan proyek Palapa Ring tak hanya bertujuan memeratakan akses internet di seluruh Indonesia, tetapi juga membuat tarif internet bisa di Indonesia barat, tengah, hingga timur bisa sama.
Tonton juga 'Tinjau Palapa Ring, Menkominfo Blusukan ke Puncak Jaya':
(rns/rou)