Sebagai pencinta gadget yang selalu memperhatikan perkembangan lini Galaxy Note, ia mengaku memiliki beberapa ekspektasi ketika Galaxy Note 9 diumumkan. Menurutnya, ekspektasi tersebut sudah terjawab ketika ia mencoba Galaxy Note 9.
"Saya berharap memang selalu ada yang baru dari S Pen-nya. Itu kan keunggulannya Note 9 ya, ternyata sekarang itu betul," kata Lucky kepada detikINET di Kuningan, Jakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dulu kita memang sudah berharap dia bisa jadi Bluetooth, clicker-nya itu bisa buat segala macam, ternyata sekarang kejadian," sambungnya.
Ia juga menilai Galaxy Note 9 merupakan smartphone flagship yang dapat memenuhi berbagai kebutuhan penggunanya.
Hal ini dikarenakan kemampuan smartphone tersebut lebih dari mumpuni untuk mengerjakan sesuatu dengan komputasi tinggi atau menonton film dengan kualitas tertinggi.
"Buat saya oke banget. Jadi untuk productivity, iya, kemudian untuk entertainment, iya," ujarnya.
![]() |
Lucky tak memungkiri, jika ada sebagian orang yang terkejut melihat label harga Galaxy Note 9 yang mencapai Rp 17,9 juta untuk varian 8 GB/512 GB. Tapi, ia merasa bahwa harga tersebut sesuai mengingat lengkapnya fitur-fitur yang dimiliki.
"Kalau kita bandingkan ya sama yang brand-brand lain yang sekarang pasang harga. Walaupun sekarang kalau kita ngomong 8 GB/512 GB itu hanya ada di seri-seri khusus, misalnya Lamborghini, mereka di atas Rp 20 juta jadi worth it banget," jelas Lucky.
"Kalau lihat dia begitu komplet semua ada. Ada wireless charging, baterai besar, terus fast charging, kemudian tahan air, layarnya Quad HD, prosesornya paling tinggi. Ini sudah flagship yang komplit banget," sambungnya.
Baca juga: Huawei Sindir Galaxy Note 9 |
Lucky juga sudah mengamati antusiasme yang tinggi dari pencinta gadget di komunitas terhadap Galaxy Note 9. Apalagi, mengingat varian 8 GB/512 GB yang paling laris saat pre-order.
"Sampai tadi pagi saya bangun, ada yang masih kesulitan beli ada yang kehabisan. Jadi saya liat antusiasmenya hebat banget," ujar Lucky.
"Tapi melihat semalam saya pantau di komunitas, di media sosial kemudian di PO-nya sendiri justru yang paling tinggi itu yang habis," pungkasnya. (agt/rou)