"Kini, saya deklarasikan bahwa Asgardia, sebagai negara luar angkasa pertama bagi ras manusia, telah lahir secara resmi. Tidak peduli apa yang akan terjadi pada masa depan, momen bersejarah ini tidak akan pernah terlupakan," ujarnya saat dilantik.
Pelantikan itu dilaporkan menghabiskan uang sekitar USD 2 juta, atau hampir Rp 29 miliar, hanya untuk menyewa tempat di Hofburg, sebuah bekas gedung pemerintahan di Wina. Tidak disebutkan apakah Ashurbeyli sendiri yang mengeluarkan uang tersebut dari saku celananya atau Asgardia memiliki semacam APBN untuk itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ashurbeyli merupakan ilmuwan dan pengusaha berdarah campuran Rusia dan Azerbaijan. Ia adalah orang yang pertama kali menginisiasi kemunculan Asgardia pada Oktober 2016 silam, sebagaimana detikINET kutip dari Daily Beast, Selasa (3/7/2018).
![]() |
Dengan dilantiknya pria berusia 54 tahun tersebut menjadi presiden dari negara antariksa tersebut, maka ia akan memimpin warga yang sampai saat ini sudah melewati 200.000 orang dari lebih 200 negara di dunia. Para Asgardian, sebutan bagi masyarakat Asgardia, merupakan orang-orang yang mengisi formulir online dan menyetujui konstitusi di dalamnya.
Untuk menjalankan tugasnya, ia akan dibantu oleh 150 orang anggota parlemen yang dipimpin oleh Lembit Opik, politisi asal Britania Raya. Selain itu, sejumlah instrumen kenegaraan seperti konstitusi (yang sudah disetujui oleh 72,5% masyarakat Asgardia), lagu kebangsaan, dan 'wilayah' berupa satelit cubesat bernama Asgardia-1 juga sudah tersedia.
Patut diingat, Asgardia-1 yang mengorbit sejak November lalu diluncurkan oleh perusahaan asal Amerika Serikat, dengan misi tersebut didanai oleh NASA. Jadi, secara teknis, satelit tersebut masih berada di bawah yurisdiksi AS.