"Saat ini belum ada produk pengganti dari Yahoo Messenger yang tersedia. Kami terus bereksperimen dengan layanan dan aplikasi baru, salah satunya merupakan aplikasi bernama Yahoo Squirrel," ujar juru bicara Oath, sebagaimana detikINET kutip dari TechCrunch, Sabtu (9/6/2018).
Squirrel merupakan aplikasi group messaging yang sudah mulai diuji coba pada bulan lalu. Saat ini, statusnya masih beta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oath tidak membeberkan alasan spesifik mengapa pihaknya menutup layanan YM. Meski begitu, dominasi dari nama-nama seperti WhatsApp, Facebook Messenger, Snapchat, dan WeChat tampaknya bisa menjadi salah satu alasan paling kuat dihentikannya operasional YM. Sebelumnya, anak perusahaan Verizon tersebut pun juga sudah menutup AIM, aplikasi berbagi pesan milik AOL, portal online yang turut dibawahi korporasi telekomunikasi itu, pada Oktober lalu.
Meski layanan YM diberhentikan, Yahoo ID yang dimiliki user akan tetap aktif dan masih dapat digunakan untuk layanan seperti Yahoo Mail dan fantasy sports. Jika diakumulasikan, pihak Oath mengklaim bahwa layanan YM sudah digunakan oleh ratusan juta orang dalam 20 tahun terakhir perjalanannya.
"Kami tahu kami memiliki banyak fans setia yang menggunakan YM sejak awal sebagai satu aplikasi chat pertama di dunia. Dengan terus berlangsungnya komunikasi pada perubahan ini, kami fokus dalam membangun dan memperkenalkan hal-hal baru yang lebih sesuai dengan kebutuhan konsumen," tutur juru bicara Oath.
Nantinya, user dapat mengunggah riwayat percakapannya di dalam YM dalam enam bulan ke depan. Riwayat percakapan tersebut akan berbentuk seperti dokumen dan dapat disimpan di komputer maupun perangkat mobile.
Saksikan juga video 'Tinggal Menghitung Hari, Yahoo Messenger Bakal Gulung Tikar':
[Gambas:Video 20detik]