Ini terlihat dari hasil survei yang dilakukan pihaknya dimana peminjaman uang lewat institusi keuangan, seperti bank dan koperasi, masih menjadi pilihan utama.
"Yang menyebut fintech malah tidak ada. Nah, bagaimana kita mengubah persepsi masyarakat, ini lho ada solusi seperti ini," kata Adri saat berbincang di sela 1st NectICorn Internasional Summit di Nusa Dua, Bali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Tantangan lain yang harus dihadapai layanan KTA online bagaimana memastikan risiko tetap terjaga. Mereka dihadapkan bagaimana melakukan proses persetujuan kredit secara cepat dan mudah, tapi tetap aman serta terpecata.
Dari sisi institusi, penyedia layanan KTA turut dihadapkan bangaimana meyakinkan masyarakat dan perusahaan jika fintech lending bisa menjadi saluran investasi yang bisa dipercaya dan menghasilkan return yang maksimal.
Menyinggung soal pemerintah, Adri menilai pemerintah dalam hal ini Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sudah sangat merangkul perkembangan fintech lending. Sejak 2016 sudah ada regulasi oleh OJK untuk mengatur ranah layanan KTA online dan itu dirasa cukup mengakomodir pertumbuhan.
"Aturan OJK cukup mendorong dan membantu. Jadi bukan malah mau meregulasi secara keras. Lebih menjaga sembari mendukung," kata Adri.
Pertumbuhan Pesat
Sejak berdiri akhir 2016, Julo telah berkembang pesat. Walaupun mereka masih beroperasi sebatas di Jabodetabek.
"Perkembangan kami 30%-35% tiap bulannya. Kami memang cukup agresif tahun ini, injek gas lah," ujar Adri.
Saat ini Julo menyalurkan dana maksimal Rp 10 juta. Namun kebanyakan nasabahnya memanfaatkan fisilitas pinjaman Rp 3-5 juta. Tenor yang mereka berikan selama 3-6 bulan dengan bunga 3%-4% per bulan.
Baca juga: Grab Makin Gencar Sasar Fintech |
"Sangat kompetitif kalau dibandingkan dengan lain. Bisa dibilang kami salah satu terendah, kalau yang lain di kisaran dua digit kalau hitungan per bulan," klaim Adri.
Ke depan Julo ingin mengembangakan layanan ke wilayah yang lebih luas lagi. Selain itu mereka berencana meluncurkan produk baru. Saat ini layanan yang dimiliki sebatas pinjaman tunai yang ditransfer ke bank. Nantinya segera dirilis layanan pinjaman nontunai namun bisa langsung ditransaksikan.
Pendanaan USD 5 Juta
Belum lama ini Julo meraih dana segar seri A sebesar USD 5 juta atau sekitar Rp 70,4 miliar. Pendanaan tersebut berasal dari Skystar Capital dan East Ventures. Dana ini akan digunakan untuk pengembangan Julo lebih luas lagi.
"Kami memiliki tujuan ambisius tahun ini. Kami ingin melakukan ekspansi nasional hingga merekrut talenta untuk memperkuat teknologi dan analisis kami. Dana ini adalah kunci dalam memungkinkan kami mencapai tujuan tersebut dan melanjutkan misi kami membawa inklusi keuangan kepada masyarakat Indonesia, "kata Adria. (afr/rou)