Bakal Demo Lagi, Pedagang SIM Card Tuntut Menkominfo Lengser
Hide Ads

Bakal Demo Lagi, Pedagang SIM Card Tuntut Menkominfo Lengser

Agus Tri Haryanto - detikInet
Senin, 07 Mei 2018 13:51 WIB
Aksi demo KNCI beberapa waktu lalu. Foto: Mochamad Solehudin/detikINET
Jakarta - Para penjual SIM card yang tergabung dalam Kesatuan Niaga Celuller Indonesia (KNCI) akan kembali berdemo, hingga aspirasi mereka didengar.

Ketua Umum KNCI Qutni Tysari mengatakan, tuntutan terhadap aturan pembatasan registrasi satu NIK hanya tiga kartu perdana yang diterbitkan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), telah dilakukan pihaknya secara diplomatif kepada Kominfo sejak Juli 2017. Namun, sampai 2 April 2018, KNCI tidak mendapatkan hasil dari tuntutan tersebut.

"Maka kami KNCI yang mewadahi seluruh outlet atau konter seluruh Indonesia akan mengadakan aksi unjuk rasa," ujar Qutni dalam keterangan tertulisnya, Senin (7/5/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Rencananya, aksi akan digelar pada Selasa dan Rabu (8-9 Mei 2018). Aksi Selasa (8/5) hanya melibatkan satu orang berdiri di depan Istana Negara pukul 14.00-17.00 WIB. Pada hari berikutnya, Rabu (9/5) pukul 14.00 sampai dengan selesai, dilakukan aksi massa yang melibatkan ribuan orang berlokasi di tempat yang sama.

Peserta aksi diperkirakan mencapai 10 ribu orang yang merupakan perwakilan pedagang pulsa seluruh Indonesia, yakni dari Banda Aceh, Batam, Pekanbaru, Padang, Medan, Lampung, Bandung, Cianjur, Garut, Surabaya, Malang, Yogyakarta, Solo, Semarang, Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan wilayah Jabodetabek.

Ada dua tuntutan dari pedagang SIM card dari aksi massa ini. Pertama, memohon kepada Presiden Joko Widodo menghapuskan aturan pembatasan registrasi mandiri satu NIK untuk tiga kartu perdana. Kedua, memohon kepada Presiden Joko Widodo untuk mencopot Rudiantara dari jabatannya sebagai Menkominfo.

"KNCI mendesak keutamaan agar Presiden RI langsung yang menemui kami atau negosiasinya dengan Wapres RI. Negosiasi minimal adalah dengan Kepala Staff Presiden Moeldoko. Di luar pihak istana tersebut, kami tidak bersedia dan tetap bertahan melangsungkan aksi," tutur Qutni mengenai target dari aksi ini.

Qutni juga menyampaikan bahwa aksi kali ini dinamakan "Aksi Bisu Pembunuhan Massal Outlet Seluler Indonesia".



Seluruh peserta aksi dari awal sampai selesai akan berbaris rapi dan berlutut di depan istana dalam keadaan pergelangan tangan serta pergelangan kaki diikat, bagian mata ditutup kain hitam, sebagai simbol seolah-olah hendak dieksekusi mati. Lalu, satu orang yang berlutut paling depan secara simbolis menghadap tiang dan tali gantungan bertuliskan Kemenkominfo.

"Aksi merupakan unjuk rasa damai dan berkomitmen soal keamanan dan kebersihan lingkungan aksi," tegas Qutni.

Sebelumnya, KNCI juga melakukan demonstrasi di depan Istana Negara April lalu, diikuti dengan para pedagang pulsa di berbagai daerah antara lain di Yogyakarta, Makassar dan Bandung juga melakukan aksi dengan tuntutan serupa. (rns/rns)