Hal itu dikemukakan oleh Changzhu Li, Vice President Huawei dalam sebuah pertemuan di kantor pusat Huawei di Shenzen. Ia mengatakan AS telah lama jadi primadona produsen ponsel karena pasarnya yang maju dan sangat besar.
"Itulah mengapa, dalam tahun-tahun belakangan, kami berinvestasi banyak dalam upaya untuk berkomunikasi dengan operator, distributor dan para mitra di sana. Saya pikir usaha ini akan berlanjut, tapi ada beberapa faktor yang tak bisa kami kendalikan," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian, peritel elektronik di AS Best Buy, menyebut akan menghentikan penjualan ponsel buatan Huawei. Adapun operator AT&T pada Januari lalu mengurungkan niat menjual handset terbaru Huawei karena tekanan pemerintah.
Huawei selalu membantah semua tuduhan tersebut. Namun karena terus merasa dipersulit, Huawei sepertinya tidak lagi peduli pada pasar AS dan mengalihkan perhatian ke wilayah lain seperti Eropa.
Di benua biru ini, Huawei diterima dengan baik dan produknya laku keras. Bulan lalu, ponsel flagship Huawei P2 pun diluncurkan di Paris. Huawei mengatakan Eropa adalah pasar ponsel high end terpenting bagi mereka selain China.
"Pengakuan dari pasar ini sangat penting bagi kami. Pasar ini sudah dari sananya high end dengan mempertimbangkan GDP dan kulturnya," sebut Li.
Pangsa pasar ponsel Huawei di Eropa sekitar 15% sampai 20% menurut Li. Menurut riset Counterpoint, Huawei lebih laku dari Apple di beberapa negara seperti Italia dan Spanyol. (asj/asj)











































