Setidaknya ada 87 juta pengguna Facebook yang data pribadinya diambil dan digunakan dalam skandal ini, dan Facebook butuh waktu tiga tahun untuk memberi tahu penggunanya soal masalah privasi ini.
Kini Facebook mulai memberi tahu kepada penggunanya jika data mereka termasuk dari 87 juta pengguna lainnya itu. Yaitu dengan menaruh tautan pada News Feed paling atas, yang mengarahkan pengguna untuk menghapus aplikasi yang tak lagi dibutuhkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Aksi Zuckerberg 'Duel' dengan DPR AS |
Sayangnya tautan tersebut tak muncul secara bersamaan bagi setiap pengguna. Namun ada satu cara lain untuk memastikan keamanan data kita di Facebook, yaitu dengan membuka laman bantuan milik Facebook.
https://www.facebook.com/help/1873665312923476?helpref=search&sr=1&query=cambridge
Di dalam laman tersebut, pengguna akan diberitahu apakah data mereka atau temannya ikut ke dalam 87 juta pengguna yang dicuri datanya oleh Cambridge Analytica. Jika termasuk, Facebook akan mengarahkan si pengguna untuk mengubah pengaturan aplikasinya.
Meskipun mayoritas korban berasal dari Amerika Serikat, sekitar 70 juta akun, namun pihak Facebook menyatakan bahwa hal ini akan berlaku di seluruh dunia.
Selain AS, penduduk negara-negara yang tergabung di dalam Britania Raya, Filipina, Australia juga diketahui menjadi korban penyalahgunaan data tersebut. Indonesia pun tak ketinggalan menjadi korban terbesar.
Bahkan Indonesia menempati peringkat ketiga setelah AS dan Filipina sebagai negara pemilik akun yang paling banyak terdampak. Angkanya pun cukup besar, yaitu 1.096.666 atau sekitar 1,3% dari keseluruhan akun yang menjadi korban.
Saksikan video 20Detik untuk mengetahui seperti apa Mark Zuckerberg disidang parlemen AS di sini:
(asj/fyk)