Sejauh ini, belum diketahui secara pasti kapan dan di mana, Tiangong-1 akan menghantam daratan. Otoritas antariksa China mengkonfirmasi bahwa stasiun antariksa pertama milikinya itu sudah tidak dapat dikontrol sejak 2016 dan kemudian dinyatakan akan jatuh ke Bumi.
Adanya informasi ini seakan menjadi titik terang dari misteri kapan dan di mana jatuhnya Tiangong-1 nantinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagaimana detikINET kutip dari Metro, Jumat (23/3/2018) ada dua peta yang tersedia. Pertama, peta yang besar memperlihatkan jalur masa lalu dan jalur yang diprediksi yang ditandai dengan titik-titik. Kedua, Satview memberikan rute pergerakan wahana antariksa yang ingin diketahui keberadaaanya.
Untuk peta yang besar merupakan hasil penelitian oleh Satview sendiri. Sementara untuk peta yang lebih kecil didukung oleh USstratcom (Pusat Kendali Strategis Amerika Serikat) dan ditunjang oleh Google Maps.
![]() |
Satview yang berbasis di Brasil ini mengumpulkan data dari berbagai database dari pemerintahan AS, termasuk United States Geological Survey (USGS) dan NASA Jet Propulsion Laboratory (JPL).
Tidak hanya Tiangong-1, Satview juga memungkinkan penggunannya untuk melacak stasiun antariksa lainnya, seperti teleskop Hubble, Stasiun luar angkasa internasional (ISS), hingga sampah antariksa.
Disebutkan Daily Mail bahwa informasi yang dipaparkan oleh Satview ini setidaknya memberikan informasi baru terkait pembaruan di mana Tiangong-1 akan menghantam dan kapan waktunya.
Informasi tersebut menjadi penting karena Tiangong-1 membawa material yang sangat beracun, yakni hydrazin yang merupakan bahan kimia untuk bahan bakar roket. Bila ada manusia yang menyentuhnya, dapat menyebabkan iritasi mata, hidung, tenggorokan, pusing, bahkan sampai mengarah kanker tumor.
Sebelum menyentuh daratan, para ahli mengatakan kalau Tiangong-1 ini akan hancur berkeping-keping ketika memasuki fase re-enter atau masuk kembali ke atmosfer Bumi. Namun yang berbahaya, setiap kepingannya mengandung hydrazin. (agt/fyk)