Internet Mati Saat Nyepi, Ada Kendala Teknisnya
Hide Ads

Internet Mati Saat Nyepi, Ada Kendala Teknisnya

Agus Tri Haryanto - detikInet
Kamis, 15 Mar 2018 14:45 WIB
Prosesi Melasti Nyepi di Bali. Foto: ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana
Jakarta - Meski pemerintah telah melakukan imbauan kepada operator seluler untuk memadamkan layanan telekomunikasi, khususnya internet, saat Hari Raya Nyepi nanti, operator juga harus tetap menjaga kualitas layanannya.

Namun, secara teknis, pengamat telekomunikasi dari ITB Muhammad Ridwan Effendi menilai para penyelenggara telekomunikasi ini juga akan kesulitan untuk memadamkan satu wilayah tertentu saja. Di cluster atau POC wilayah Bali saja, misalnya.

"Soalnya, sinyal itu tidak mengenal batas wilayah," ucap Ridwan yang dua periode menjabat sebagai Komite Regulasi di Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) kepada detikINET, Kamis (15/3/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelumnya, Majelis-Majelis Agama dan Keagamaan Provinsi Bali menyerukan agar pada Hari Raya Suci Nyepi tahun ini tidak melakukan aktivitas di internet, di samping kegiatan lain yang sudah dilarang sebelumnya.

Seperti yang tertera pada poin keempat, operator seluler diminta untuk tidak menyediakan fasilitas internetan bagi pelanggan seluler. Hal itu demi menjaga kekhusyukan perayaan umat Hindu ini.



Operator seluler, dituliskan oleh Majelis-Majelis Agama dan Keagamaan Provinsi Bali, agar mematikan layanan internet hari Sabtu, 17 Maret 2018 dari pukul 06.00 Wita s/d Minggu, 18 Maret 2018 pukul 06.00 Wita.

Usulan tersebut didukung oleh pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) kemarin (14/3). Operator seluler diimbau untuk melaksanakan usulan tersebut, namun di saat yang bersamaan operator juga harus tetap menjaga kualitas layanan di area strategis.

Ketua Umum ATSI Merza Fachys mengatakan, pihaknya menghargai dan menghormati usulan yang dikemukakan para pemuka keagamaan di Bali agar suasana Nyepi pada tahun ini berjalan khusyuk.

"Semaksimal mungkin kami melaksanakan imbauan yang dikatakan oleh pemerintah," kata Merza ditemui di Gedung Kementerian Kominfo, Jakarta.

Meski demikian, kata Merza, para operator seluler tidak menjamin seluruh daerah di Pulau Dewata tersebut akan mengalami pemadaman jalur menuju ke dunia maya.

Sebab, untuk yang bersamaan pemerintah juga mengimbau agar penyelenggara telekomunikasi ini tetap menyediakan akses layanan kepada sektor strategis, misalnya rumah sakit, kebutuhan keamanan untuk polisi dan TNI.

"Kita mencoba melaksanakan imbauan ini. Kalau dikatakan internet mati total, tidak. Imbauannya kan sudah jelas, untuk area strategis itu tidak boleh dimatikan," sebut Merza yang juga menjabat sebagai Direktur Utama Smartfren. (fyk/rou)