Vice President Corporate Communication Telkomsel Adita Irawati mengatakan, secara statistik memang jumlah lelaki masih mendominasi. Tapi wanita di dunia teknologi Tanah Air tumbuh pesat dalam kurun lima tahun terakhir.
Menurutnya, ada tiga penyebabnya. Pertama, stigma bahwa wanita kurang mumpuni di teknologi mulai luntur. Makin banyak ikon perempuan yang sukses bikin gebrakan di ranah teknologi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pun kian banyak perusahaan yang tak lagi memandang perbedaan gender sebagai masalah. Selama punya kemampuan, perusahaan tidak akan memedulikan jenis kelaminnya.
![]() |
Adita pun melihat perempuan Indonesia makin sadar bahwa dunia mereka luas. Dan ketika mereka memilih untuk berkecimpung di dunia yang identik maskulin, keluarga tak lagi mempersoalkan.
"Sudah tidak ada orang tua yang menanyakan apakah anaknya yakin menekuni profesi ini karena itu dunianya cowok. Jadi tiga hal tadi membuat perempuan di dunia teknologi makin banyak," kata perempuan berhijab yang hobi lari ini.
Lebih lanjut Adita mengatakan, kaum hawa punya sejumlah keunggulan dibanding pria. Ia menilai perempuan memiliki kemampuan multitasking, lebih tekun, teliti bahkan bisa lepas dari politik kantor. Tak mengherankan, semua itu membuat sejumlah perempuan mampu menempati posisi kunci di perusahaan.
"Sekarang ini banyak VP (Vice President) di Telkomsel, 40% di antaranya adalah perempuan. Mereka menduduki posisi yang sangat lapangan banget, jadi pemimpin area Sumatera, Papua dan segala macam. Ini sangat challenging dan rumit, tapi mereka mampu bertahan," tutur Adita memberi contoh.
Kendati kian banyak perempuan di dunia teknologi, sejumlah tantangan tetap menanti mereka. Menurut Adita, tantangan saat ini lebih pada bagaimana perempuan saat menjalankan fungsinya sebagai ibu, istri, dan wanita karier yang harus dijalankan secara seimbang.
"Terkadang ada keluarga yang menuntut lebih. Sebagai istri yang harus totalitas di kerjaan, akhirnya gagal fokus karena prioritasnya berubah. Jadi tantangannya lebih pada diri sendiri, bukan di lingkungan pekerjaan. Pada akhirnya ketika pilihan dibuat, bagaimana di-manage kembali perempuan itu sendiri dan keluarga inti" pungkas Adita. (rou/rou)