Donald Trump Dibanjiri Kritik Gara-gara Komentari Apple
Hide Ads

Donald Trump Dibanjiri Kritik Gara-gara Komentari Apple

Fino Yurio Kristo - detikInet
Rabu, 20 Jan 2016 10:26 WIB
Donald Trump (Foto: REUTERS/Christopher Aluka Berry)
Jakarta - Bakal calon presiden AS Donald Trump masih dibanjiri kritikan seusai melontarkan janji bahwa dia akan memaksa Apple memproduksi gadget di AS. Berbagai alasan dikemukakan bahwa hal itu tidak mungkin jadi kenyataan, malah bisa runyam akibatnya.

"Kita memiliki orang-orang yang menakjubkan di negeri ini. Mereka cerdas, tajam, enerjik. Karena itu, kita akan memaksa Apple untuk membangun pabrik komputer dan barang-barang mereka di negeri ini ketimbang negara lain," ucap Trump baru baru ini.

Media pun ramai melontarkan kritik. Terutama karena pekerjaan sebagai buruh pabrik gadget tidak sesuai di AS. Jadi menurut mereka, sudah benar kalau perakitan produk Apple dilakukan di China sedang pekerjaan penting dan bergaji tinggi seperti bagian riset dan pengembangan dilakukan di AS.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Seharusnya kandidat presiden yang jujur dari partai manapun menyatakan secara jelas kalau Amerika tak ingin pekerjaan semacam itu kembali. Buruh di pabrik perakitan itu gajinya rendah. Karyawan di Foxconn gajinya sekitar USD 402 per bulan. Bahkan gaji minimum di AS pun lebih tinggi dari itu," tulis media teknologi Recode.

Dan jika dirakit di AS dengan gaji pegawai lebih tinggi, sudah tentu harga iPhone atau iPad akan jauh lebih mahal. Jadi Trump dinilai tidak tepat mengangkat isu ini lagi. Recode menganggap China memang sangat kuat di sektor manufaktur.

"China, di sisi lain, menghabiskan waktu tahunan dalam membangun ekonomi untuk pekerjaan semacam itu karena mereka memiliki buruh dalam jumlah masif dan rantai pasokan dari berbagai negara di Asia bernilai miliaran dolar. Tidak ada presiden AS mampu mengubah hal ini dan seharusnya mereka tak ingin mengubahnya," tulis Recode.

Sedangkan media terkemuka Forbes menyatakan jika pekerjaan yang dianggap mereka low skill itu kembali ke AS, malah akan membuat masyarakat AS lebih miskin. Begini kritikan mereka pada niat Trump.

"Amerika adalah negara makmur dan orang Amerika mendapat gaji tinggi. Itu artinya orang Amerika harus banyak melakukan kerja produktivitas tinggi. Gaji rata-rata di sini sekarang sekitar USD 24 per jam. Jika kita mampu menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan dengan gaji lebih dari USD 24 per jam, kita akan tambah kaya," tulis Forbes.

"Nah, jika kita mengembalikan pekerjaan dengan gaji rendah, maka orang Amerika akan menjadi lebih miskin. Di Amerika, pekerja pabrik elektronik dibayar sekitar USD 13 per jam. Itu adalah jenis pekerjaan yang tidak kita inginkan kembali ke sini karena akan menurunkan gaji rata-rata," jelas mereka.

(fyk/ash)
Berita Terkait