Kata TikTok Soal Tudingan Algoritma Selalu Rekomendasi Produk China
Hide Ads

Kata TikTok Soal Tudingan Algoritma Selalu Rekomendasi Produk China

Josina - detikInet
Jumat, 01 Des 2023 17:45 WIB
Mengulik Lebih Jauh Cara Kerja Algoritma TikTok di Tengah Isu Hangat
Foto: detikINET/Josina
Jakarta -

Saat masih ada TikTok Shop, TikTok dituding memiliki peran mematikan produk-produk UMKM di Indonesia karena algoritmanya. Pasalnya konten-konten yang muncul pada FYP (For You Pages) lebih banyak menampilkan produk-produk impor dari China dibandingkan produk milik lokal.

Sebelumnya juga sempat viral video yang kini sudah di-takedown TikTok, video milik Irwandy Ferry seorang pelaku bisnis dan pengamat media sosial yang mengatakan bahwa TikTok diduga telah meniru atau membajak promosi produk pelaku UMKM, yang kemudian di-branding sendiri untuk dijual melalui bantuan algoritma TikTok untuk menjadi viral dan menjangkau lebih banyak konsumen.

Hal inilah yang dinilai membuat para pelaku UMKM merana berjualan di TikTok Shop karena kalah saing dengan produk China yang harganya jauh lebih murah dan beragam variasinya bahkan segala upaya sudah dilakukan untuk bisa FYP tapi kalah dengan algoritma TikTok.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menanggapi hal itu, Head of Communication TikTok Indonesia, Anggini Setiawan menegaskan bahwa algoritma TikTok berdasarkan preferensi dan minat pengguna. Ia menjelaskan saat pengguna TikTok yang baru pertama kali log-in di TikTok, mereka akan diminta konten video apa yang diminati.

Anggini juga mengungkapkan bahwa pengguna TikTok itu bersifat dinamis alias berubah-ubah preferensinya sehingga algoritma TikTok juga akan membaca perilaku pengguna jika diberikan konten di luar minatnya.

ADVERTISEMENT

"TikTok akan melihat respon pengguna seperti apa, jika pengguna membaca lebih lama atau menyimpan video tersebut kita akan feeding terus konten tersebut. Tapi kalau sudah klik tombol report, TikTok akan berhenti menampilkannya," jelas Anggini melalui acara 'Mengulik Lebih Jauh Cara Kerja Algoritma TikTok di Tengah Isu Hangat' Jumat, (1/12/2023) di Jakarta.

Selain itu, Anggini menegaskan bahwa algoritma TikTok tidak memiliki informasi mengenai asal-usul dari mana produk tersebut dibuat. Sebab tidak semua kreator yang berjualan produk melabeli berasal dari negara mana produk itu dibuat.

"Kalau tidak ada labelingnya, artinya tidak ada informasi di dalam konten tersebut. Jadi kita tidak tahu, dalam arti algoritma TikTok tidak punya informasi mengenai asal-usul produk itu dari mana," jelasnya.

Ia menambahkan, algoritma masing-masing pengguna di TikTok belum tentu sama karena preferensi yang berbeda.

"Jika pengguna suka produk lokal pasti FYP-nya akan lebih banyak produk lokal, tapi misalnya memang tidak ada tidak ada preferensi yang spesifik mungkin tidak seperti itu adanya, jadi kembali lagi ke preferensi pengguna," pungkasnya.




(jsn/jsn)