ITB Hadirkan Desanesha, Aplikasi Pintar untuk Dorong Pembangunan Desa

ITB Hadirkan Desanesha, Aplikasi Pintar untuk Dorong Pembangunan Desa

ADVERTISEMENT

ITB Hadirkan Desanesha, Aplikasi Pintar untuk Dorong Pembangunan Desa

Yudistira Perdana Imandiar - detikInet
Sabtu, 11 Feb 2023 09:59 WIB
Desanesha
Foto: ITB
Jakarta -

Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Kemendes PDTT menjalin kerja sama untuk menjalankan program pendukung percepatan pencapaian SDGs desa berbasis teknologi tepat guna di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Perjanjian kerja sama antara kedua pihak ditandatangani Jumat (10/2).

Penandatanganan perjanjian kerja bersama dilakukan Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi ITB Prof I Gede Wenten bersama Kepala Badan Pengembangan dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Kemendes PDTT Ivanovich Agusta.

Sekitar 400 aktivitas pengabdian kepada masyarakat dari ITB dilakukan di desa-desa di Indonesia setiap tahunnya. Mahasiswa ITB melakukan pengabdian mulai dari lingkar terdalam di sekitar ITB dan Bandung, hingga lingkar terluar kampus, di desa-desa wilayah 3T.

Dari ribuan kilometer perjalanan pengabdian itu, akhirnya dipahami bahwa desa memiliki sumber daya yang besar. Di pulau-pulau kecil misalnya, didapati sumber daya perikanan yang melimpah, tetapi menghadapi tantangan dalam pengelolaan dan pengawetan, karena kekurangan energi.

Indonesia di bawah kepempimpinan Presiden Joko Widodo sudah memusatkan perhatian untuk membangun Indonesia dari pinggiran, dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. Adapun perguruan tinggi penting mengambil bagian dalam gelora pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat. Pengabdian kepada desa merupakan implementasi dari salah satu poin dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni pengabdian yang tak terpisahkan dari dua dharma lain, yaitu pendidikan dan penelitian.

Program pengabdian ITB merupakan upaya penerapan sains dan teknologi dalam pengembangan budaya ilmiah unggul di tengah masyarakat. Hal itu disebut sejalan dengan visi ITB tentang 'locally relevant'.

Adapun unttuk mengatasi tantangan pengembangan desa, ITB memiliki aplikasi digital bernama Desanesha. Aplikasi Desanesha memberikan solusi untuk mengatasiu keterbatasan interaksi, kolaborasi dan potensi intervensi sains, teknologi, desain, dan seni akibat jarak geografis. Platform digital itu dikembangkan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) ITB.

Desanesha dapat digunakan kepala desa dan dosen ITB aktif untuk dapat saling terhubung. Aplikasi itu mewadahi pemerintah desa untuk menyelesaikan masalah nyata di lapangan terkait indikator SDGs Desa maupun Indeks Desa Membangun (IDM).

Desanesha memudahkan kepala desa bersinergi dengan dosen dan pakar ITB dalam menyelesaikan masalah di lapangan dengan bantuan teknologi. Kepala desa dapat menelusuri daftar pakar ITB berikut teknologi dan kepakarannya, yang dibutuhkan untuk mengatasi masalah desanya.

Dosen ITB pun dapat menjelajahi permasalahan dan kebutuhan ipteksains di desa melalui sumber data yang di-input oleh kepala desa di berbagai wilayah di Indonesia. Dengan begitu, para dosen dapat langsung berkonsultasi dan mendiskusikan teknologi yang sesuai untuk diimplementasikan.

Laporan yang dituliskan oleh kepala desa di Desanesha, secara algoritmik akan mencari kecocokan dengan kepakaran terdata di ITB sehingga komunikasi dan saran dapat diberikan langsung oleh beberapa pakar sekaligus.

Sebagai tindak lanjut Nota Kesepahaman antara Kemendes PDTT dengan ITB tahun 2020, Kementerian Desa PDTT langsung merekomendasikan Desanesha kepada seluruh desa di Indonesia, khususnya disebarkan ke kabupaten/kota lokasi desa-desa 3T. Desanesha juga ditunjukkan dalam sistem informasi desa pada sid.kemendesa.go.id bersama seluruh data dan informasi desa dari seluruh Indonesia.

(adv/adv)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT