Twitter akan mulai menempatkan label peringatan untuk beberapa konten yang dinilai menyesatkan terkait konflik Ukraina dan Rusia. Tak hanya itu Twitter juga akan membatasi penyebaran klaim yang dibantah oleh kelompok kemanusiaan atau sumber kredibel lainnya.
Dilansir detiKINET dari Reuters, Minggu (22/5/2022) label peringatan ini akan mengingatkan pengguna bahwa cuitan yang ia baca atau terima telah melanggar kebijakan Twittter.
Meski demikian pengguna masih dapat melihat dan mengomentari cuitan tersebut, namun fitur retweet akan dinonaktifkanya sehingga tidak bisa disebarluaskan.
"Pendekatan tersebut bisa menjadi cara yang lebih efektif untuk mencegah bahaya, sambil tetap menjaga dan melindungi (kebebasan) berbicara di Twitter," kata Yoel Roth Head of Safety and Integrity Twitter.
Twitter akan menjelaskan akan memprioritaskan pemberian label pada cuitan yang menyesatkan dari akun profil tinggi seperti pengguna yang terverifikasi centang biru ataupun profil resmi pemerintah.
Twitter mengatakan mereka mendefinisikan krisis sebagai situasi di mana ada ancaman yang meluas terhadap kehidupan, keselamatan fisik, kesehatan, atau penghidupan dasar.
Dikatakan kebijakan itu awalnya akan fokus pada konflik bersenjata internasional tetapi juga ditujukan untuk peristiwa seperti penembakan massal atau bencana alam.
"Sementara garis waktu untuk pekerjaan ini, dimulai sebelum perang di Ukraina pecah. Kebutuhan akan kebijakan ini menjadi sangat jelas ketika konflik di Ukraina berlangsung," ujar Roth.
Simak Video "Video: Rusia dan Ukraina Saling Tukar 205 Tawanan Perang"
(jsn/afr)