Pengguna Aplikasi Bibit Didominasi Milenial, Apa Saja Sih Fiturnya?
Hide Ads

Pengguna Aplikasi Bibit Didominasi Milenial, Apa Saja Sih Fiturnya?

Jihaan Khoirunnisa - detikInet
Jumat, 01 Apr 2022 19:52 WIB
Ilustrasi Investasi
Foto: Shutterstock
Jakarta -

Aplikasi investasi reksa dana dan Surat Berharga Negara (SBN), Bibit.id didominasi oleh investor pemula yang berusia 18-35 tahun. Adapun kebanyakan dari mereka berasal dari kalangan pelajar, fresh graduate, ibu rumah tangga, pekerja kantoran, hingga orang tua muda.

"Sebagai aplikasi investasi favorit penggunanya, yang notabene didominasi oleh generasi milenial di 500 kota di seluruh Indonesia, Bibit menyadari arti pentingnya upaya-upaya digital marketing yang menarik, bermanfaat, namun juga terukur," kata Head of Digital Marketing Bibit Angie Anandita Tjhatra dalam keterangan tertulis, Jumat (4/1/2022).

Menurutnya, mayoritas pengguna Bibit menginginkan kemudahan serta kecepatan dalam beraktivitas, terutama berinvestasi. Hal tersebut mendorong pihaknya untuk terus berinovasi dalam menciptakan fitur-fitur yang sesuai kebutuhan investasi masyarakat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di samping berbagai inisiatif digital marketing, Bibit juga terus berinovasi dalam menghadirkan fitur-fitur yang relevan dan solutif terhadap kebutuhan pengguna," katanya.

Lebih lanjut, di acara Google APAC Finance Summit 2022 yang dihelat secara virtual, Angie memaparkan deretan fitur unggulan dari aplikasi Bibit.id. Pertama, fitur Nabung Rutin untuk mempermudah berinvestasi secara konsisten, baik dalam skala harian, mingguan maupun bulanan. Dikatakannya, fitur Nabung Rutin dapat dengan mudah digunakan oleh investor yang menggunakan GoPay dan Bank Jago.

ADVERTISEMENT

Selanjutnya, ada fitur Bibit Bareng yang memungkinkan pengguna menabung reksa dana bersama teman dan keluarga di dalam satu portofolio. Dengan fitur ini, maka pengguna bisa menyusun dan mencapai tujuan finansial bersama. Misalnya saja bagi pasangan yang ingin menabung untuk persiapan menikah. Atau orang tua yang ingin mulai mempersiapkan biaya pendidikan anak. Terakhir, di samping produk reksa dana konvensional, Bibit juga menghadirkan produk-produk reksa dana Syariah.

"Inovasi kami tidak berhenti sampai di sini. Kami sedang mempersiapkan fitur-fitur lainnya untuk memastikan agar setiap pengguna dapat berinvestasi di Bibit dengan aman, nyaman, dan menyenangkan," jelasnya.

Diungkapkan Angie, inovasi-inovasi tersebut mengantarkan Bibit.id meraih penghargaan Indonesia WOW Brand 2022 dari MarkPlus, Inc. untuk kategori aplikasi investasi. Setelah sebelumnya dinobatkan sebagai 'The Best Fintech Company' dalam gelaran CNBC Indonesia Awards 2021.

Bersambung ke halaman selanjutnya >>>

Di sisi lain, Angie menyampaikan 2 tantangan utama yang dihadapi dalam mengajak masyarakat Indonesia untuk berinvestasi di pasar modal. Menurutnya, tingkat literasi keuangan masyarakat masih tergolong rendah. Berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan tahun 2019, tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia masih berada di kisaran 38,03%, meski tingkat inklusi keuangannya telah mencapai 76,19%.

Menyikapi hal ini, pihaknya menggelar lebih dari 80 sesi edukasi gratis sepanjang tahun 2021. Kemudian, di tahun ini upaya tersebut dilanjutkan dengan menggandeng sejumlah pihak, seperti lembaga pendidikan, pelaku industri di sektor jasa keuangan, media massa, komunitas profesi, komunitas hobi, dan lembaga nonprofit.

Selain itu, dia mengakui adanya kendala akibat semakin maraknya praktik investasi bodong, sehingga berdampak pada kepercayaan masyarakat terhadap produk investasi. Dia menjelaskan, menurut Satgas Waspada Investasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) total kerugian akibat praktik-praktik investasi bodong dalam 10 tahun terakhir mencapai hingga Rp117,4 triliun. Atau dengan kata lain, apabila uang tersebut dibagikan secara merata kepada 270 juta penduduk Indonesia, maka setiap orang akan mendapatkan sekitar Rp435 ribu.

Terkait hal ini, Bibit senantiasa mengajak dan mengingatkan masyarakat Indonesia untuk hanya berinvestasi di platform yang telah berizin dan diawasi oleh regulator di sektor jasa keuangan, misalnya OJK. Masyarakat juga diajak untuk mengambil keputusan investasi secara bijaksana dan tidak trauma terhadap investasi.

"Menghadirkan fitur-fitur yang relevan dan menarik serta menggencarkan upaya edukasi public merupakan dua komponen yang tidak terpisahkan," tutup Angie.

Halaman 2 dari 2
(akd/fay)