Aplikasi chatting Signal kebanjiran pengguna baru sejak WhatsApp mengumumkan kebijakan baru yang mengharuskan pengguna membagikan data ke Facebook. Hal itu mengakibatkan adanya keterlambatan pengiriman verifikasi kode ke nomor ponsel pengguna.
Dalam keterangan ang diunggah di akun Twitter Signal, dikatakan bahwa pengiriman kode verifikasi untuk beberapa provider seluler terhambat karena jumlah pendaftar baru yang melakukan registrasi membludak.
"Verifikasi kode ke beberapa provider saat ini mengalami keterlambatan karena sangat banyak orang baru yang ingin bergabung dengan Signal (kami nyaris tidak dapat mengungkapkan kegembiraan ini). Kami tengah bekerja mengatasi hal ini secepat mungkin. Mohon ditunggu," demikian bunyi pernyataan resmi Signal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selang beberapa jam setelah keterangan tersebut diunggah, Signal menyampaikan masalah pengiriman verifikasi kode sudah teratasi. Pengguna dapat melakukan registrasi tanpa hambatan lagi.
Signal menjadi salah satu platform chatting yang diserbu masyarakat setelah WhatsApp mengumumkan kebijakan kontroversial. Aplikasi ini diyakini lebih aman karena menggunakan enkripsi end-to-end secara default dan berdasarkan standar open source. Signal juga didanai oleh Brian Acton, co-founder WhatsApp yang telah beberapa kali mengkritik kebijakan privasi WhatsApp setelah dibeli Facebook.
Banyaknya pengguna yang hijrah dari WhatsApp ke Signal juga didorong tweet dari CEO Tesla dan SpaceX Elon Musk. Pada Rabu (7/1), Elon mengunggah tweet berisi meme yang menyentil Facebook sebagai perusahaan induk WhatsApp.
Meme tersebut memperlihatkan barisan domino yang semakin besar, untuk mewakili awal berdirinya Facebook sebagai situs untuk menilai kecantikan mahasiswa di Harvard University, sampai menjadi platform besar yang berperan dalam kericuhan yang mengganggu proses pengesahan Joe Biden sebagai presiden terpilih.
Pada tweet lain di hari yang sama, Elon menyarankan pengikutnya di Twitter untuk beralih menggunakan Signal. "Gunakan Signal," cuitnya.
(rns/rns)