Pandemi COVID-19 membuat kegiatan sekolah beralih menjadi pembelajaran jarak jauh. Inovasi baru datang dari Cimahi berupa aplikasi belajar untuk anak sekolah.
Untuk membantu kegiatan pembelajaran, banyak aplikasi yang digunakan sebagai penunjang salah satunya sekolahan.id. Sekolahan.id sendiri merupakan platform semacam Zoom, Google Meet dan aplikasi sejenisnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hebatnya lagi, sekolahan.id sendiri merupakan aplikasi atau startup yang dibuat oleh pemuda asli Kota Cimahi yang merupakan binaan dari Cimahi Technopark di bawah Dinas Perdagangan Koperasi UMKM dan Perindustrian (Disdagkoperin).
Tak hanya bisa memfasilitasi tatap muka secara virtual antara guru dengan murid, sekolahan.id juga menunjang pekerjaan administrasi yang harus dipenuhi oleh guru, termasuk absensi, ketercapaian pembelajaran, dan materi serta tugas yang diberikan.
"Sekolahan.id ini merupakan platform berbasis industri 4.0. Membantu sekolah, pemerintah, orangtua, dan guru melaksanakan pembelajaran berbasis digital," ungkap CEO sekolahan.id, Hendry Cahya Irawan, Senin (14/12).
Menurut Hendry, kelebihan dari aplikasi sekolahan.id yakni terintegrasi dengan pemerintah. Misalnya, Dinas Pendidikan Kota dan Provinsi bisa memonitor kegiatan pembelajaran, apakan ada ketercapaian kompetensi anak atau tidak.
"Ini (sekolahan.id) terintegrasi dengan pemerintah, kalau platform lain biasanya untuk sekolah saja. Ada learning management system, bisa mengawasi ketercapaian kompetensi anak. Dengan cara itu, pemerintah bisa membuat kebijakan perkembangan pendidikan di kota," tuturnya.
Sementara itu, Dinas Pendidikan Kota Cimahi mengapresiasi lahirnya sekolahan.id untuk menunjang kegiatan pembelajaran tak hanya saat pandemi COVID-19 namun juga bisa digunakan saat sekolah tatap muka sudah diterapkan.
"Kami menyambut baik ini, apalagi 2021 ada digitalisasi sekolah. Dalam konteks menuju ke arah sana, dari sekarang kita mulai lakukan adaptasi penerapan sekolah digital ini," ungkap Kepala Dinas Pendidikan Kota Cimahi, Harjono.
Sekolahan.id sendiri dianggapnya sudah mengusung konsep kedaulatan data, yakni hanya satu kali input oleh sekolah lalu bisa terinput ke dinas pendidikan sehingga bisa langsung digunakan.
"Keunggulannya ya ini, kedaulatan data. Jadi bisa nyambung ke sistem informasi pendidikan pusat. Sistem informasi pendidikan ini penyelenggaraan dan pengelolaannya secara nasional," jelasnya.
(bbn/fay)