Ridwan Kamil Kecewa Aplikasi Muslim Pro Jual Data ke Militer AS
Hide Ads

Ridwan Kamil Kecewa Aplikasi Muslim Pro Jual Data ke Militer AS

Tim - detikInet
Kamis, 19 Nov 2020 13:33 WIB
Jakarta -

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengungkapkan kekecewaannya terhadap penyalahgunaan data privasi aplikasi Muslim Pro. Aplikasi yang dirancang developer Bitsmedia itu dilaporkan menjual data pengguna ke militer AS.

Muslim Pro merupakan aplikasi menyediakan beragam fitur untuk menunjang kebutuhan ibadah umat Islam, seperti waktu shalat, pengingat azan, hingga bacaan Al-Qur'an dengan terjemahannya.

Ridwan Kamil sendiri mengaku sebagai salah satu pengguna dari aplikasi Muslim Pro. Ia menggunakan Muslim Pro karena ia menilai layanan tersebut bagus.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

"Namun jika disalahgunakan, tentunya itu melanggar hal fundamental, yaitu privasi data dan lokasi pengguna," tulis Ridwan Kamil di akun Instagram yang diposting hari ini, Kamis (19/11/2020).

Pria yang disapa Kang Emil juga sudah mengetahui bahwa Muslim Pro sudah membantah laporan mengenai jual-beli data pengguna ke tangan Militer AS, di mana itu dilakukan bukan oleh Muslim Pro, melainkan oleh pihak ke-3 yang terikat kontrak dengan aplikasi ini.

"Selama hubungan dengan pihak ke-3 terduga ini belum diputus, maka kekhawatiran penyalahgunaan itu masih ada," ungkap Ridwan Kamil.

Sebagai pemimpin daerah yang ingin melindungi warganya dan di sisi lain belum ada kepastian transparansi dari pihak Muslim Pro. Ridwan Kamil mengajak agar berpindah ke aplikasi lainnya.

"Sementara mari pindah ke apps yang lain, sampai ada kepastian terkait perlindungan privasi pengguna. Namun, apapun itu, semua kembali ke pilihan masing-masing," ucap pria berkacamata ini.

[Gambas:Instagram]

Halaman selanjutnya: kasus jual data Muslim Pro...

Laporan jual data pengguna Muslim Pro

Diberitakan sebelumnya, berdasarkan laporan laman Vice Motherboard. Disebutkan militer AS menggunakan dua metode terpisah untuk mendapatkan data lokasi pengguna. Pertama melibatkan produk bernama Locate X.

Layanan tersebut dibeli untuk membantu Komando Operasi Khusus AS (USSOCOM), divisi militer yang ditugaskan untuk kontraterorisme, pemberontakan, dan pengintaian khusus, dalam operasi pasukan khusus di luar negeri.

Metode kedua mendapatkan data melibatkan perusahaan bernama X-Mode. Perusahaan ini memperoleh data lokasi langsung dari aplikasi kemudian menjual data tersebut ke kontraktor, dan dengan ekstensi ke militer AS.

Sebagai imbalannya, X-Mode membayar biaya kepada pengembang aplikasi berdasarkan jumlah pengguna yang dimiliki. Misalnya, sebuah aplikasi dengan 50.000 pengguna aktif harian di AS akan menghasilkan pengembang USD 1.500 sebulan.

Nah dalam laporan Motherboard menemukan bahwa aplikasi Muslim Pro paling banyak mengirim data penggunanya ke X-Mode. Untuk diketahui Muslim Pro menjadi salah satu aplikasi populer yang banyak digunakan umat Islam di seluruh dunia.

Tercatat aplikasi yang menampilkan jadwal sholat dan petunjuk arah kiblat ini telah diunduh lebih dari 50 juta kali di Android. Bila digabungkan dengan iOS dan platform lain total lebih dari 98 juta pengunduhan.

Pantauan Motherboard, baik Muslim Pro versi Android maupun iOS sama-sama mengirimkan data lokasi ke X-Mode. Tidak hanya itu, data nama jaringan, stempel waktu, model ponsel yang digunakan turut pula disetorkan.

Laporan tersebut membuat Muslim Pro buka suara. Mereka dengan tegas, Muslim Pro menyatakan bahwa pemberitaan tersebut tidak benar. Muslim Pro telah berkomitmen untuk melindungi data privasi para penggunanya.

"Laporan media yang beredar bahwa Muslim Pro telah menjual data pribadi penggunanya ke Militer AS. Ini SALAH dan TIDAK BENAR," tulis Muslim Pro dalam websitenya.