Art Processors, konsultan desain berpengalaman khusus museum di Australia, menciptakan aplikasi dengan nama The O yang ditujukan buat para pengunjung Museum of Old and New Art (MONA) Australia.
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
detikINET dan sejumlah media lain berkesempatan mengunjungi kantor Art Processors di daerah Collingwood, Melbourne, Australia, Selasa (27/11/2018), dalam sebuah kesempatan memenuhi undangan Kedutaan Besar Australia. CEO Mark Nihill dan co-founder Nic Whyte menyambut dan menjelaskan tentang aplikasi The O.
![]() |
"Kami memikirkan apa yang orang-orang ingin lihat di museum," tutur Nic.
Nic menyebutkan sedikit sejarah tentang MONA. Museum itu awalmya bernama Moorilla Museum of Antiquities. Moorilla menjalani renovasi pada kisaran 2006 hingga resmi bernama MONA di 2011.
Dia mengatakan, pemilik dari Moorilla ingin perubahan di museumnya. Dan pada 2011, Art Processors menemukan solusinya dan membuat aplikasi The O.
![]() |
"Kami temukan solusi dan pada 2011 kami menjadikannya seperti ini," ujar Nic sambil menunjukkan gambar MONA. "Sangat-sangat berbeda," imbuhnya.
Aplikasi 'The O' disebut Nic sengaja diciptakan untuk menggantikan label berisi teks di dinding yang biasa menjadi keterangan tentang suatu karya seni di MONA. Pengunjung akan diberikan perangkat yang telah terpasang aplikasi The O untuk berkeliling atau tur museum.
At MONA, we don't have wall labels, we have The O," bunyi tulisan di perangkat tersebut.
![]() |
Bagaimana cara The O bekerja? Pengunjung hanya melakukan tap The O di dekat benda-benda koleksi MONA dan seketika informasi mengenai karya seni itu akan muncul.
Tak cuma itu, ada juga karya dan inovasi lain dari Art Processors. Chuan Lim, teknolog kreatif Art Processors, lantas mengajak rombongan melipir ke University of Melbourne.
![]() |
Di sana, ada pameran koleksi yang dinamai 'Awaken'. Art Processors menyediakan teknologi augmented reality (AR) untuk membantu pengunjung menikmati karya seni. Ada juga teknologi virtual reality (VR) dari Art Processors.
Rombongan pun sempat menjajal dua fitur tersebut di eksibisi itu. Menggunakan fitur AR di sebuah perangkat, pengunjung seolah-olah bisa melihat secara langsung--bahkan secara dekat--beberapa koleksi yang tidak ada di dunia nyata.
Selain itu, sama seperti aplikasi The O, pengunjung di eksibisi 'Awaken' dapat mengetahui detail suatu koleksi tanpa harus mendekat ke objek dan mengganggu orang lain.
(rns/rns)